— 5 —
boekan sadja moelja adanja, hanja djoega berarti dalam dan soetji. Pendeknja diseboet, pengadjarannja itoe ada bersifat amat baik, hingga bebrapa pandita Kristen jang pada doewaratoes tahon ka belakang telah datang di Tanah Tjina, soedah merasa ada terpaksa aken poedji itoe pengadjaran.
„Djikaloe sampe di ini djeman, sasoedahnja melaloeï lebih dari 2400 tahon, kitab-kitabnja, demikianlah djoega namanja Khonghoetjoe, sanantiasa ada tertjinta dan terdjoendjoeng tinggi di saäntero Tanah Tjina, itoelah terdjadi, oleh kerna boenjinja toelisan itoe ada benar sekali, sedang bahasanja ada terang dan haloes.
„Saände kita dapat memandang pada kalakoeännja satoe pengarang jang telah djadi termashoer oleh kerna bagoesnja ija poenja karangan, dan kita lantas mendapat rasa di hati, bahoewa karangannja itoe terhilang tjahajanja di hadepan kita, oleh kerna kalakoeännja si pengarang tida bertimbang dengan boenji karangannja, hanja pengarang itoe ada sama sadja dengan orang jang banjak, jang membri adjaran pada orang, tapi sendiri tida menoeroet adjaran itoe, — maka kaloe kita memandang pada kalakoeän Khonghoetjoe, tida sekali kita nanti mendapat rasa bagitoe roepa. Djika kita memandang pada goeroe ini di dalam sekalian halnja seperti manoesia, seperti pedoedoek negri dan seperti ponggawa negri, sanantiasa poen kita nanti dapatken, bahoewa ija poenja kalakoeän ada menetapken ija poenja pengadjaran. Di dalam halnja djadi anak, di dalam halnja djadi soewami dan djadi bapanja orang, haroeslah ija ternama amat baik. Oleh kerna sedang ija ada bernapsoe aken koempoelken pengartian boewat goena diri sendiri, ija ada merasa soeka mengaloewarken itoe aken goena lain orang, maka salamanja poea ija ada sadia aken bri pengadjaran pada siapa jang