Halaman:Hikajat Khonghoetjoe.pdf/7

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

P E M B E R I T A .

—————

Sabagimana jang Pembatja-pembatja tantoe soedah taoe djoega, sedang benoewa Europa ada djadi bagian boemi jang paling ketjil di antara lima sasamanja, bangsa-bangsa koelit-poetih jang sedjati di benoewa itoe, atawa jang berätsal dari sitoe, terlebih poela pada djeman sekarang ini, haroeslah dikataken ada kalihatan paling berboedi di anta­ra bangsa-bangsa isi doenia. Segala perkara jang tida bersatoedjoe dengan pikiran orang Europa, adalah tertjelah oleh bangsa-bangsa di sana; aken tetapi, brangkali djoega rasa heran nanti datang pada hati Pembatja, kaloe dengan menoeroet katanja saorang boediman bangsa Europa jang kenal baik sama kitab-kitab bahasa Tjina, sekarang ini ada dibilang, bahoewa di antara segala kitab jang telah tersiar dari tempo terbitnja ilmoe menjitak soerat, brangkali djoega ampir tida ada satoe karangan jang boleh dikataken ada bagitoe bagoes, seperti kitab-kitab karangannja Khonghoetjoe di mana ada kalihatan njata sekali pengarangnja poenja hati moelja, adat haloes, pikiran dalam, pengartian besar dan ingatan terang dan tadjam.

„Djikaloe kita” kata itoe toewan boediman: „beringat kapada radja-radja agama, jang boleh dikataken bahoewa sedang tangannja jang kiri ada memegang kitab agama, tangannja jang kanan ada memegang pedang, dan hatinja tida merasa ada sangkoetan di dalam hal toempahken darahnja manoesia aken gemoeki tanah, di mana ija hendak