— 64 —
terbitken di dalam hati baginda rasa maloe atas perboewatan jang koerang pantas. Baginda radja lantas djoega dapat rasa amat ridla aken KHONGTJOE, dan angkat goeroe ini djadi kapala dari sidang pembesar-pembesar jang memaliharaken adat-lembaga dan istiadab. Dengan memangkoe pangkat ini benarlah djoega KHONGTJOE tiada toeroet mengoeroes perkara-perkara negri, tapi oleh kerna agoengnja pangkat ija djadi sama dengan ponggawa-ponggawa besar jang ocroes hal karadjaän, dan agoengnja pangkat itoe djadi terlebih njata kalihatan, oleh kerna salama KHONGTJOE melakoeken djabatannja itoe di dalam tempo doewa tahon, sekalian perboewatannja ada mendatangken kaindahan pada djabatan itoe.
Tida berselang banjak hari, sadari temponja doedoek bitjara jang terseboet di atas ini, KHONGTJOE dapat idsin aken datang mengadap pada baginda radja di dalam soewatoe astana jang ada di dalam taman di loewar kota, kamana baginda soedah pergi dengan terïring sadja oleh bebrapa orang bangsawan dari antara pengiringnja. Aken djadi tandanja membri kahormatan besar kapada KHONGTJOE, baginda titahken hamba-hambanja adepken pada goeroe ini roepa-roepa barang santapan, sabagimana jang biasa diadepken pada oetoesan-oetoesan radja lain, kaloe marika ini datang di taman kasoekaän, sedang baginda ada di sitoe. Di itoe waktoe baginda berkata pada KHONGTJOE, jang membri hormat kapadanja dengan menoeroet atoeran adab:
„Goeroe! djika akoe menerima datangmoe di loewar tempo kabesaran, adalah inginkoe, jang kaoe ini traoesah memaksa diri aken pegang atoeran adab, hanja bergaoel-lah sama akoe dengan senang dan enak. Pandanglah dirikoe ini seperti saorang dari antara moerid-moeridmoe. Dari sekarang ka depanin, akoe ini poen hendak pandang orang-