— 60 —
ken diri dari hoekoeman dengan lantaran berlakoe baik dan melakoeken kawadjiban. Sekalian poetoesannja di dalam segala perkara tida sekali ada katjelahannja, hingga orang jang dikalahken perkaranja poen, tiada loepoet mendapat rasa, bahoewa poetoesan itoe adil adanja. Lain dari bagitoe, KHONGTJOE tida sekali mengenal tjape di dalam hal memalihara kasadjahtraän aken orang banjak, sedang aken orang-orang jang kalakoeannja mengganggoe kasadjahtraän itoe, KHONGTJOE ada djadi hakim jang tertib, tapi djoega hakim jang berhati moerah.
Mamoernja karadjaän Louu di masa itoe ada kalihatannjata oleh lain-lain karadjaän jang ada di sapoetarnja, dan pada hatinja bebrapa radja ada terbit rasa mengiri dan djoega rasa koewatir, kaloe-kaloe hal karadjaännja nanti bertambah-tambah djadi djelek dengan lantaran madjoenja hal baik di dalam karadjaän Louu itoe. Di antara radja-radja jang mendapat rasa demikian itoe, adalah radja negri Tjee paling oetama. Oleh kerna bitjaranja satoe ponggawa besar, baginda radja ini poenja ingatan jang bermoesoehan pada karadjaän Louu, ada djadi bertambah-tambah, hingga achir-achir baginda ini menantoeken di dalam rasia aken tangkap dan tawan baginda radja Louw, kaloe radja ini, dengan teroendang oleh radja Tjee, nanti datang di watas negri aken berdjoempa satoe pada lain di itoe tampat dan membitjaraken soewatoe perkara. Sigra djoega radja Tjee itoe soedah kirimken oendangannja. Aken tetapi tempo oendangan ini dibitjaraken di dalam sidang mantri-mantri di karadjaän Louu, mantri-mantri ini ada mengataken djoega rasa koewatir, kaloe-kaloe radja Tjee itoe ada poenja niatan djahat jang tersemboeni; sedang merasa bagitoe, ini ponggawa-ponggawa besar ada beringat, bahoewa djikaloe oendangan radja Tjee itoe ditoelak, boleh djadi djoega hal menoelak itoe nanti djadi lantaran aken terbitnja permoesoehan jang njata. Sasoedah