Halaman:Hidoep.pdf/44

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

36

TJERITA ROMAN

djodo sehingga kaki-nini. Djangan kaoe orang masing-masing koekoehin kesoetjian pendirian-pendirian sendiri, sebenernja tida ada perbeda'an apa-apa........." Njonja Tjong-giok brenti sesa'at boeat lampiasken napasnja jang berat, tapi lapoenja paras moeka tinggal tenang. „Gwat-iem memeloek agama Kristen, kerna ia kepingin dapetken kesampoerna'an batin dan kepingin menoeloeng kesengsara'an doenia; kaoe, 'Gie, membentji agama, kerna kaoe kepingin bisa bekerdja lebih banjak boeat perbaekin sociaal, penghidoepan manoesia dan sebaginja........... kepingin dapetken kesedaran pada penghidoepan jang sedjati. Itoe semoea, laen tjabang, tapi satoe poehoen.........."

Itoe sore, di depan soeami, anak dan Tiong-gie, njonja Tjong-giok telah achirken tarikan napasnja jang pengabisan, dengen moeka tentrem, ma­ta merem dan moeloet menjoengging senjoeman. Tiong-gie liat bahoea Tjong-giok dan Gwat-iem tida menangis ketjoeali tjoema sedakepken kedoea tangannja.

„Allah mengasih, dan Allah tarik kombali....." kemoedian Gwat-iem berkata dengen soeara jang ampir tida kedengeran. „Bapa di Sorga telah berkahken ia, bawak ia ka Sorga.........."

Keada'an di itoe kamar lantas tenang, tida ada kedengeran sepatah kata ketjoeali soeara sepa-