Halaman:Hidoep.pdf/21

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

’HIDOEP’

13

Semi, berkembang, berpentil dan berboeah. Inilah kodrat Toehan boeat tetoemboehan.

Di waktoean bersemi, daonnja itoe tetoemboe­ han tertampak soeboer dan idjo rijo-rijo, tersilir oleh angin bergojang-gojang seperti melambai-lambaiken tangannja seolah-olah menjataken kegirangnja kepada sang Alam jang hadiaken kesoeboeran kepadanja; di waktoean berkembang ia agoelken ketjantikannja dan banggaken keharoemannja, indah mensiloken mata dan samerbak menoesoek idoeng; di waktoean berpentil membanggaken kemontokannja, menarik lida dan menerbitken rasa; dan di waktoean ber­boeah, njadam dan mateng semringah, mendjoeal keledzatan dan membanggaken kemani­san. Tapi, oh, djika moesin rontok dateng, tida aken ada satoe koepoe atawa koembang soedi berdeket!

Apakah penghidoepan manoesia tida demikian? Di waktoean kita masih anak-anak, sebagi itoe dedaonan di moesin semi, soeboer dan goembira; di masa moeda roemadja, sebagi kembang jang tjantik dan haroem, koepoe-koepoe dan koembang-koembang berterbangan mengisep sari madoe; di tempo berpentil dan berboeah, menggenggem sari keledzatan, tjodot dan kampret selaloe dateng tjoba geragotin; tapi, oh, djika kita