Halaman:Hidoep.pdf/16

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

8

TJERITA ROMAN

Kembang-kembang tertampak pada mekar dan sebiarken bebaoeannja jang haroem, menerima tetesannja emboen dan menoenggoe datengnja koembang atawa koepoe.

Roempoet-roempoet pada berdiri, tertampak soeboer dan berwarna idjo rijo-rijo, menanti silirannja angin boeat sebiarken bidjinja atas boemi.

Sang boeroeng samboet kedatengannja sang fadjar dengen kegoembira'an kerna sang fadjar itoelah ada permoela'an dari penghidoepan. Se­telah semalem berada dalem ketentreman, ada­lah sekarang ia orang moesti bangoen dan mentjari nafkah.

Boeroeng-boeroeng hidoep menoeroet kodrat dan selaras dengen alam. Djika sang malem dateng, marika tidoer njenjak. Tapi begitoe fa­djar menjingsing, lantas bangoen dan mentjari nafkah setelah tjetjoewitan.

Tapi kita manoesia tida demikian. Lantaran poenjaken kesampoerna'an otak, kita lantas merasa lebih pinter dari natuur. Djika hari djadi gelap, kita boekan lantas masoek tidoer, tapi kita njalahken lampoe jang terang benderang; kita tida mengasoh, hanja kita lantas plesir, berdjoedi, mabokan dan laen-laen. Dan djika sang pagi dateng, di mana kita moesti sedot hawa dan penerang kehidoepan, kita masih tidoer menge-