Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/77

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

III. Hal menurunkan kata² menundjukkan keadaan bunji achiran antara bahasa Indonésia purba dengan bahasa Indonésia sekarang. Seperti telah diterangkan dalam monografi saja dulu kata sělsěl (menjesal) dalam bahasa Indinésia purba mendjadi sèsseěr dalam bahasa Bugis purba dan dari kata itu terdjadi kata sessěq dalam bahasa Bugis sekarang. Kata-turunan ,,menegor" ialah pasesserrěn dalam bahasa Bugis sekarang dan berasal dari djaman waktu orang tidak memakai kata sělsěl lagi tetapi belum memakai kata sessěq.

IV. Hal, menurunkan kata² menundjukkan djuga keadaan asli dan keadaan sekarang tentang bunji achiran. Kata lěpas dalam bahasa Indonésia purba ialah lapeh dalam bahasa Minangkabau. Kata kerdja jang diturunkan dari padanja ialah baik malapasi maupun malapehi. Dalam bahasa Howa terdapat hal jang sedjadjar (paralél) benar. Kata Išpas dalam bahasa Indonésia purba ialah leja dalam bahasa Howa. Bentuk perintah pasif (pasif imperatif) dari kata itu ialah baik alefasu maupun alefau.

V. Hal menurunkan kata tidak membawa bentuk kata² jang diduga, oleh sebab dilapangan itu orang atjapkali salah menulis. Kata épat (empat) dalam bahasa Indonésia purba mendjadi ěppak dalam bahasa Bugis purba dan ěppaq dalam bahasa Bugis sekarang, tetapi dari kata itu diturunkan kata éppàri (dibagi empat); ialah sematjan pembentukan kata² seperti appari (meluaskan) dari kata appaq: menurut hukum bunji dalam kata appari itu terdapat bunji r, sebab dalam bahasa Melaju dan bahasa² Indonésia lain terdapat kata hampar jang sama artinja dengan appàri.

211. Keadaan vokal-penjangga dalam hal menurunkan kata² dan pada énklitik.

I. Djika dipakai achiran, maka hilanglah vokal-penjangga. Dalam bahasa Makasar dari kata sàssalaq (= sělsel dalam bahasa Indonésia purba) diturunkan katakerdja sassàli (menolak).

II. Djika diikuti énklitik maka vokal-penjangga itu hilang atau tetap ada. Dalam roman Jayankara (hal. 72) dalam bahasa Makasar terdapat kata²: tu-Màserek-a (bangsa Mesir itu; Masareq Mesir); dalam hal itu vokal-penjangga tetap ada depan artikal énklitis dan hamza mendjadi k. Dalam tjerita Rahidy, V, hal. 3 dalam bahasa Howa terdapat kata: nuwunùini (dibunuhnja) jang dibentuk dari nuwunùina + ni. Vokal-penjangga hilang dan kedua bunjiletus n mendjadi satu n.

76