Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

I. Bunji aspirate terdapat dalam kata dasar, jang terdjadi dari akar kata jang diduakalikan, dimulai dengan bunji h dan berachir dengan bunji letus (éksplosiva), misalnja dalam kata hathat (chawatir) dalam bahasa Djawa kuno dan dalam kata haghag (tenunan) dalam bahasa Bisaja. Hal itu banjak terdapat.

II. Dalam beberapa bahasa Indonésia terdapat hubungan sebagian besar konsonan2 dengan bunji h jang mengikutinja. Dalam bahasa Tagalog misalnja terdapat kata bugháw (biru) dan kata panhik (memandjat).

III. Menurut hukum bunji dalam bahasa Madura terdapat bunji aspirate dalam hal dalam bahasa Indonésia purba bunji letus bersuara (média) mendjadi bunji letus bersuara aspirate (aspirated média); djadi kata gantuŋ dalam bahasa Indonésia purba mendjadi ghantoŋ, kata jalan dalam bahasa Indonésia purba mendjadi jhalan, kata dagaŋ dalam bahasa Indonésia purba mendjadi dhaghaŋ, kata kĕmbaŋ dalam bahasa indonésia purba mendjadi kĕmbhaŋ.

IV. Dengan menghilangkan vokal terdjadi bunji aspirate dalam beberapa bahasa Indonésia, misalnja dalam bahasa Cam dan bahasa Atjéh. Kata pohon dalam bahasa Indonésia purba mendjadi phun dalam bahasa Cam dan kata tahun dalam bahasa Indonésia purba mendjadi thee dalam bahasa Atjéh.

V. Bunji aspirate terdapat dalam kata² jang diambil dari bahasa India kuno, seperti dalam kata katha (budi) dalam bahasa Tagalog.

VI. Dalam bahasa Atjéh bunji ph menggantikan f dalam bahasa Arab, seperti dalam kata kaphè (kafir).

179. Hanja bunji aspirate jang dimaksudkan dibawah I dan djarang terdapat, dapat dipandang sebagai bunji aspirate bahasa Indonésia purba. Djadi terdapat perbedaan besar antara keadaan bunji aspirate dalam bahasa Indonésia purba dengan keadaan bunji itu dalam bahasa Indogerman purba.

66