Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

kata) g itu dengan tjara kurang teratur kadang² mendjadi y. Dalam téks²: Morris jang telah diselidiki ,,pisang" empat kali ditulis sebagai bago dan dua kali sebagai bayo. ,.Bunjiletus bersuara d biasanja menggantikan r (Morris).

IX. Hukum bunjiletus bersuara dalam bahasa Howa. Dalam bahasa Howa bunji g dalam bahasa Indonésia purba jang terdapat pada permulaan kata, mendjadi h, misalnja dalam kata hántuna (= gantuŋ dalam bahasa Indonésia purba, dan dalam kata hiruna (giduŋ dalam bahasa Indonésia purba). Tetapi bunji k dalam bahasa Indonésia purba djuga mendjadi h seperti dalam kata hùdrita (- kulit dalam bahasa Indonésia purba). Djika (= k) mengikuti awalan ma + bunji sengau, maka hilanglah h itu (lihat keterangan dibawah nomor 16) seperti dalam kata manùdrita (mengemis). Tetapi djika awalan itu mendahului bunji h (jang menggantikan g), maka tampaklah lagi g itu seperti dalam kata maygùruna (menggulung); tetapi dalam hal itupun terdapat hal² jang menjimpang; dari kata hántuna bukan terdjadi kata mangántuna, tetapi manáninna.

Dari kata hùdina (= gulin dalam bahasa Indonésia purba) bukan terdjadi katakerdja manùdina, tetapi katabenda saŋgùdina (gasing).

Perbandingan dengan bahasa² Indogerman.

156. Tentang empat hukum-bunji jang terpenting itu dalam bahasa Indonésia tidak banjak terdapat hal² jang sedjadjar (paralél) dalam bahasa² Indogerman.

I. Seperti dari bunji ĕ dalam bahasa Indonésia purba terdjadi i, a atau vokal lain, maka dalam bahasa² Indogerman bunji jang tak bersuara dalam bahasa Indogerman mendjadi i atau a, tetapi tak dapat kami menjamakan bunji jang tak bersuara itu dalam bahasa² Indogerman dengan bunji pepet.

II. Berlainan dengan bunji r dalam bahasa Indonésia, bunji r dalam bahasa² Indogerman adalah tentu benar sifatnja.

III. Bunji hamza kurang penting peranannja dalam bahasa² Indogerman. Seperti dalam bahasa² Indonésia banjak kataseru (interjéksi) berachir dengan hamza, maka dalam bahasa Luzäärnertüüt dalam beberapa hal jang tertentu kata ,,ja bukanlah yo tetapi yoq.

IV. Kata seperti donna dan la ronna dalam beberapa dialék bahasa Italia dapat dibandingkan dengan hukum bunjiletus bersuara.

61