Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/55

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

bahasa Indonésia lain mendjadi bunji lain (lihat keterangan dibawah nomor 99). Gedjala² tentang bunji r1 itu ditundjukkan dengan hukum RLD ialah sedjadjar (paralel) dengan hukum RGH.

133. Bunji r2 dalam bahasa Indonésia purba jaitu r menurut hukum RGH, dalam satu bahasa Indonésia sekarang mendjadi r, tetapi tak selalu merupakan bunji anaktekak (uvula); dalam banjak bahasa Indonésia lain bunji r2 itu mendjadi g atau h, dalam bahasa Indonésia lain lagi mendjadi y atau q misalnja kata ur2at dalam bahasa Indonésia purba ialah urat dalam bahasa Melaju, ugat dalam bahasa Tagalog uhat dalam bahasa Dajak, ulàt dalam bahasa Pangsin, uyak dalam bahasa Lampung, ogat dalam bahasa Tontémboa. (lihat djuga keterangan dibawah nomor 135 dan 139).

134. Dari keterangan jang telah diberikan itu ternjatalah bahwa perubahan tentang r1 dan r2 ialah sebagian sama, misalnja l dapat menggantikan baik r1 maupun r2.. Tetapi perubahan jang sama itu tak pernah terdjadi dalam satu bahasa itu djuga. Dalam bahasa Tagalog misalnja r1 mendjadi seperti dalam kata libo (= r1ibu dalam bahasa Indonésia purba), tetapi r2 mendjadi g, seperti dalam kata ugat ( ur2at dalam bahasa Indonésia purba).

135. Dalam beberapa bahasa Indonésia bunji r2 dalam bahasa Indonésia purba itu menundjukkan hal² jang sama.

I. Tempat bunji r2 dalam kata mempunjai pengaruh jang mienen- tukan. Dalam bahasa Talaud r mendjadi k djika terdapat pada achir kata: djadi kata bar2at dalam bahasa Indonésia purba mendjadi bàrata dalam bahasa Talaud, tetapi kata niur2 dalam bahasa Indonésia purba mendjadi niuka.

II. Bunji jang mendahului mempunjai pengaruh jang menentukan. Dalam bahasa Sangir r2 mendjadi h, tetapi djika mengikuti o (= é) r2 itu mendjadi y; djadi kata r2atus dalam bahasa Indonésia purba mendjadi hasuq dalam bahasa Sangir, tetapi kata ber2as dalam bahasa Indonésia purba mendjadi bòyasěq.

III. Faktor jang mempengaruhi perubahan tentang r2 itu tak dapat ditentukan. Dalam bahasa Howa r2 itu mendjadi r seperti dalam kata awàratra (= bār2at dalam bahasa Indonésia purba) tetapi kadang² mendjadi s, seperti dalam kata wèsatra (= ber2at dalam bahasa Indonésia purba), kadang lagi r2 itu mendjadi z seperti dalam kata zutu (= r2atus dalam bahasa Indonésia purba). Kadang² djuga

54