Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/53

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

125. Dalam bahasa Djawa kuno bunji pepet karena bunji r2 hilang dapat mendahului vokal dan dalam hal itu berubah mendjadi w dan merupakan diftong dengan vokal itu, seperti dalam kata bwat (= běr2at dalam bahasa Indonésia purba). Dalam pertumbuhan selandjutnja diftong itu mendjadi satu vokal, seperti dalam kata abot dalam bahasa Djawa sekarang (= bwat dalam bahasa Djawa kuno)

126. Dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang bunji pepet itu tak bersuara.

I. Bunji pepet itu dalam beberapa bahasa Indonésia hilang djika mendahului suku kata jang ditekankan dan terdapat antara konsonan tak bersuara dengan bunji-lebur (liquida), misalnja dalam kata bli (= běli dalam bahasa Indonésia purba), tetapi diutjapkan djuga sebagai běli dalam bahasa Gayo. Dalam bahasa Tagalog hal itu hanjalah terdjadi djika bunji pepet terdesak oléh awalan, sehingga kata itu tetap terdiri atas dua suku kata, meskipun bunji pepet-nja hilang. Kata tělur dalam bahasa Indonésia purba mendjadi itlog dalam bahasa Tagalog.

II. Dalam beberapa bahasa Indonésia bunji pepet hilang djika mengikuti suku kata jang ditekankan dan terdapat antara setengah- vokal dengan konsonan. Kata dawěn (daun) dalam bahasa Indonésia purba mendjadi dawen dalam bahasa Dajak, (lihat keterangan di-bawah nomor 123); bukan mendjadi dawan, tetapi daun (terdiri atas dua suku kata) dalam bahasa Melaju.

III. Dalam ber-bagai tulisan dalam bahasa Djawa kuno atjapkali bunji pepet itu tidak ditulis. Dalam surat piagam jang ditulis dalam bahasa Kawi, II, 10 terdapat kalimat : dmakan iŋmacan (akan diterkam oléh harimau). Oleh sebab dalam hal itu dalam bahasa Djawa sekarang bunji pepet tetap terdapat (misalnja dalam kata děmaq (menerkam), maka kami tak dapat menerangkan, sebab apakah bunji pepet itu tak dipakai dalam bahasa Djawa kuno.

127. Keadaan bunji pepet atjapkali sama dalam bahasa² jang erat saling bertali, tetapi hal itu terdapat djuga dalam bahasa² di- daérah² jang djauh letaknja antara sesamanja; dalam bahasa Toba dan bahasa Bisaja misalnja bunji ě itu mendjadi e misalnja dalam kata tolu dalam bahasa Toba dan dalam kata tolò (= tělu dalam bahasa Indonésia purba) dalam bahasa Bisaja. Achirnja dalam idiom² jang erat saling bertali keadaan bunji pepet itu kadang² djuga ber-lain²an; dalam dialék jang terpenting dari bahasa Minangkabau réfléks bunji

52