nésia sekarang. Kata susu misalnja terdapat djuga dalam bahasa Djawa kuno, bahasa Melaju, dsb.
II. Dalam beberapa bahasa Indonésia.bunji s itu mendjadi s, misalnja dalam bahasa Mentawai pada permulaan kata, seperti dalam kata siba (= siwa (sembilan) dalam bahasa Indonésia purba; bunji s mendjadi h dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang, misalnja dalam kata hiwa (sembilan) dalam bahasa Kamberi; bunji s mendjadi dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang, misalnja dalam kata ti (= si (kata sandang, artikal) dalam bahasa Indonésia purba).
III. Bunji s hilang dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang, misalnja dalam beberapa hal dalam bahasa Howa, seperti dalam kata wi (= besi dalam bahasa Indonésia purba).
116. Bunji h dalam bahasa Indonésia purba.
I. Bunji h itu dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang tak berubah. Kata pěnuh dalam bahasa Indonésia purba terdapat djuga dalam bahasa Djawa kuno dan mendjadi panuh dalam bahasa Tarakan, dsb.
II. Bunji h mendjadi q dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang, antara lain dalam beberapa hal dalam bahasa Tontémboa, djadi kata lintah dalam bahasa Indonésia purba mendjadi lintaq dalam bahasa Tontémboa.
III. Bunji h hilang dalam sebagian besar bahasa Indonésia sekarang, misalnja dalam kata pěnno (= penuh dalam bahasa Indonésia purba) dalam bahasa Bugis. Dalam bahasa Bugis itu bunji u jang mendahului It mendjadi o dan bunji i jang mendahului h mendjadi e misalnja dalam kata pěnno jang dimaksudkan tadi dan dalam kata ile (memilih) jang sama artinja dengan kata ilih dalam bahasa Indo- nésia purba, sedang bunji u dan i pada achir kata dalam bahasa Indonésia purba tak berubah dalam bahasa Bugis, misalnja kata tunu (membakar) dan kali (menggali) dalam bahasa Indonésia purba begitu djuga bunjinja dalam bahasa Bugis.
Indogerman dan bahasa² Indonésia.
117. Sebagian besar perubahan bunji dalam bahasa² Indonésia terdapat djuga dalam bahasa² Indogerman, sebagian berdasarkan atas sjarat² jang sama dan sebagian lagi berdasarkan atas sjarat² jang ber-
47