Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/42

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

bahasa Indonésia purba); dalam beberapa dialék di Formosa dalam beberapa hal jang tertentu l itu mendjadi h, misalnja dalam kata uho (= ulu dalam bahasa Indonésia purba).

III. Bunji l dalam bahasa Indonésia purba hilang dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang, misalnja dalam kata bae dalam bahasa Boano, jang sama artinja dengan kata balay (rumah) dalam bahasa Indonésia purba.

Hukum tentang konsonan pangkal tenggorok (laringal) q

102. Tentang hukum mengenai laringal q lihat konsonan dibawah nomor 140.

Hukum tentang konsonan langit lembut (vélar).

103. Bunji k dalam bahasa Indonésia purba.

I. Dalam sebagian besar bahasa Indonésia sekarang bunji k itu tak berubah. Kata kuraŋ dalam bahasa Indonésia purba terdapat djuga dalam bahasa Djawa kuno, bahasa Makasar, dll. Dalam bahasa Tarakan terdapat kata koraŋ jang sama artinja dengan kuraŋ.

II. Dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang bunji k itu mendjadi g, hal itu terdjadi antara lain dalam bahasa Tirurai, djika bunji itu terdapat antara dua vokal, misalnja dalam kata lagey (= laki² dalam bahasa Indonésia purba); antara lain dalam bahasa Howa k itu mendjadi h djika terdapat pada permulaan kata atau antara dua vokal, misalnja dalam kata huhu (= kuku dalam bahasa Indonésia purba); dalam bahasa Bugis, dll. bunji k itu mendjadi q djika terdapat pada achir kata, misalnja dalam kata amaq (= anak dalam bahasa Indonésia purba); bunji k mendjadi c dalam bahasa Tontémboa djika didahului oléh bunji i, misalnja dalam kata tagasic (= tasik dalam bahasa Indonésia purba); k mendjadi t dalam bahasa Howa djika mendahului s, misalnja (menurut téks Hainteny, hal 264, 2-4) dalam kata zanat surùhitra (anak burung "Leeuwerik"); zanat = zánaka (muda) + surühitra "Leeuwerik"); dalam bahasa Kawankoqan-Tontémboa dalam kata² jang dalam bahasa Tontémboa biasa mengandung c (= k), bunji k itu mendjadi s, misalnja dalam kata tagasis (= taqasic dalam bahasa Tontémboa biasa).

III. Bunji k dalam bahasa Indonésia purba hilang dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang; antara lain dalam beberapa hal dalam bahasa Bugis, misalnja dalam kata uliq (= kulit dalam bahasa Indonésia purba).

41