Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/41

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

pira (berapa) terdapat djuga dalam bahasa Djawa kuno, bahasa Kamberi, dll.; dalam bahasa Howa kata pira itu mendjadi firi.

II. Bunji rl dalam bahasa Indonésia purba dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang mendjadi l., misalnja dalam kata pila (berapa) dalam bahasa Bisaja, dalam beberapa bahasa Indonésia jang lain bunji rl itu mendjadi d, misalnja dalam beberapa hal dalam bahasa Bali, seperti dalam kata pidan (berapa); bunji itu djarang mendjadi g, hal itu dalam beberapa hal jang tertentu terdjadi dalam bahasa Toba, djadi kata iriuŋ dalam bahasa Indonésia purba mendjadi iguŋ dalam bahasa Toba; bunji rl mendjadi x dalam bahasa Nias, misalnja dalam kata ixu (hidung).

III. Bunji rl dalam bahasa Indonésia purba dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang hilang, djika terdapat pada' achir kata, seperti dalam kata wutsi jang sama artinja dengan kata butir dalam bahasa Indonésia umum.

100. Bunji r2 dalam bahasa Indonésia purba. Tentang bunji itu lihatlah keterangan dibawah nomor 129 dan selandjutnja.

101. Bunji l dalam bahasa Indonésia purba.

I. Bunji itu dalam sebagian besar bahasa² Indonésia sekarang tak berubah. Kata laŋit dalam bahasa Indonésia purba tetap berbunji laŋit dalam bahasa Djawa kuno dan lanitra dalam bahasa Howa dll.

II. Bunji l dalam bahasa Indonésia purba mendjadi r dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang; antara lain dalam bahasa Toba karena asimilasi djika kata itu mengandung r, misalnja dalam kata rapur (= lapar dalam bahasa Indonésia purba); dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang jang lain l itu mendjadi y, antara lain dalam bahasa Baréqé, djika itu terdapat antara dua vokal, misalnja dalam kata joya (= djalan dalam bahasa Indonésia purba); antara lain dalam beberapa hal jang tertentu dalam bahasa Tagalog l itu mendjadi w, misanja dalam kata powo (= puluh dalam bahasa Indonésia purba); dalam beberapa hal jang tertentu dalam bahasa Timor bunji l itu mendjadi n, misalnja dalam kata hani jang sama artinja dengan kata kali (menggali) dalam bahasa Indonésia purba; l dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang mendjadi d, misalnja dalam bahasa Howa djika mendahului i asli (jang tidak terdjadi dari bunji ě), djadi kata lima dalam bahasa Indonésia purba mendjadi dimi dalam bahasa Howa; antara lain dalam bahasa Batan dalam beberapa hal jang tertentu l itu mendjadi g, misalnja dalam kata ogo (= ulu dalam

40