KETERANGAN-DASAR.
1. Dalam monografi ini terdapat uraian tentang hal bunji dalam bahasa² Indonesia.
Tjatatan : Tentang transkripsi lihatlah keterangan dibawah nomor 39 dan tentang singkatan lihatlah keterangan dibawah nomor 38.
2. Tentang soal jang dibitjarakan ini belum ada suatu ichtisar, meskipun telah tjukup bahan untuk keperluan itu. Bahan itu dapat dipéroleh dalam karangan² tentang tatabahasa, ber-bagai² kamus dan karangan lain. Sumber² dan pekerdjaan pendahuluan itu tak disebut satu demi satu dalam uraian ini, oléh sebab dalam karangan ”Geschichte der IN Sprachen” , jang tak lama lagi akan diterbitkan, dengan tjara mendalam saja akan berbalik pada sumber² itu. Karangan² pendahuluan jang dimaksudkan itu telah memberikan sebagian ketjil bahan jang saja butuhkan, entah sebagai bahan mentah entah sebagai bahan jang sedikit banjak sudah dikerdjakan, sebagian besar bahan² telah saja kumpulkan sendiri. Dalam menjusun dan mengerdjakan hal² dalam monografi ini, saja menempuh djalan sendiri dengan tak bergantung pada orang lain.
3. Gedjala² bunji baik jang sekarang maupun jang terdapat pada djaman jang telah lampau perlu digambarkan. Bunji dalam bahasa² Indonésia menurut keadaan jang telah lampau, dapat dibuktikan berdasarkan dokumén² jang turun-temurun dari bapak keanak atau berdasarkan ilmu bahasa jang telah diketahui terutama dengan membanding²kan. Untuk penjelidikan bunji bahasa, bahasa Djawalah jang amat penting oléh sebab tentang bahasa itu dalam keadaannja dulu terdapat dokumén jang turun-temurun dari bapak keanak. Idiom Bugis, Sunda, Malagasy dan idiom² lain djauh tak sepenting bahasa Djawa.
4. Dalam mentjari bukti² kami membutuhkan pangkalan untuk bertolak dan pangkalan itu ialah bahasa Indonésia purba. Dalam hal itu saja berbuat seperti Brugmann dalam karangannja ”Kurze vergleirhende Grammatik der indogermanischen Sprachen”. Seperti dalam
3