Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/37

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca
BAB IV

ICHTISAR TENTANG HUKUM MENGENAI
BUNJI JANG DJELAS.

Keterangan pendahuluan.

89. Kami telah memberikan gambaran tentang hukum² mengenai bunji jang hingga sampai sekarang dapat diketahui tentang bahasa² Indonésia. Dari gambaran itu dibawah ini kami mengemukakan gedjala² jang terpenting dengan berpegang pada satu pihak pada ke-pentingan bahasa² Indonésia dan pada pihak lain pada penjelidikan tentang bahasa² Indogerman.

90. Perubahan² bunji terdjadi dengan bersjarat atau tidak dengan bersjarat. (lihat keterangan dibawah nomor 10). Dalam hal jang per-tama akan saja kemukakan sjarat²nja. Tetapi kadang² sjarat itu terdiri atas ber-bagai² faktor, sehingga akan terlampau pandjang mengurai-kannja, disamping hal² jang berlaku menurut hukum ada banjak djuga hal jang menjimpang dari padanja; atau bahan jang ada pada saja tidak tjukup dalam hal sematjam itu pendirian saja dapat di- rumuskan dengan tjara nétral; ,,Perubahan bunji terdjadi dalam hal² jang tertentu".

Hukum tentang vokal.

91. I. Bunji a dalam bahasa Indonésia purba dalam sebagian besar bahasa² Indonésia jang sekarang berlaku, tak berubah. Kata anak dalam bahasa Indonésia purba tetap anak dalam bahasa Djawa kuno, bahasa Dajak, dll. Dalam bahasa Bugis, dll. ialah anaq.

II. Bunji a dalam bahasa Indonésia purba dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang mendjadi o; dalam bahasa Tontémboa a jang mendahului w mendjadi o, misalnja kata awak (badan) dalam bahasa Indonésia purba mendjadi owak; dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang bunji a itu mendjadi e; dalam bahasa Sumba misalnja kata tesi menggantikan kata tasik (danau) dalam bahasa Indonésia purba. Dalam beberapa bahasa Indonésia sekarang bunji a itu mendjadi i; kata lima dalam bahasa Indonésia purba mendjadi limi dalam bahasa

36