Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/36

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

V. Haplologi terdapat djika misalnja dalam bahasa Ilokan kata apò-apò mendjadi appò (nénék).

VI. Gedjala-Sandhi jang tak berdasarkan asimilasi. Hal itu ter- dapat misalnja dalam bahasa Timor, seperti ternjata dari téks "Atonjes Nok" (Bijdragen tot de Taal-. Land en Volkenkunde van Nederland- sch-Indië 1904, hal. 271). Dalam téks itu terdapat kalimat: sao bifel- 1-es (kawin dengan perempuan itu), jang terdjadi dari: sao - bifel + es.

VII. Berpindah menurut analogi. Dalam bahasa Makasar n pada achir kata jang mendahului kataganti empunja (posésif) na ber-asimilasi; maka terdapatlah kita karaeŋna (radjanja) (karaènna); nna itu terdapat djuga pada kata² jang berachir dengan vokal, oléh sebab itu terdapat kata : matànna (matanja) dari mata.

VIII. Beberapa kataseru (interjéksi), seperti kata awwa dalam bahasa Madura.

87. Hal menduakalikan konsonan dibawah I-lah jang dapat di- tentukan terdapat djuga dalam bahasa Indonésia purba.

88. Tentang gedjala² bunji dalam hal menduakalikan konsonan terdapat banjak hal² sedjadjar dalam bahasa Indogerman. Bunji konsonan jang pandjang dalam bahasa Djerman-Barat misalnja dapat dibandingkan dengan hal menduakalikan konsonan dalam bahasa Madura jang dimaksudkan dalam III. (Karangan Kluge "Urger-manische"). Menurut Brugmann ("Kurze vergleichende Grammatik der indogermanischen Sprachen") tak dapat hal² jang sama antara hal memperduakan kataganti (pronomén) dalam bahasa² Indogerman dengan hal menduakalikan konsonan dalam bahasa² Indonésia.

35