Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/34

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

kata ikū (ékor = ikur² dalam bahasa Indonésia purba). Dengan begitu terdapat sjair jang tidak memakai tanda tentang vokal pandjang, misalnja dalam tjerita Ramayana V, 68, 2 terdapat kalimat : sira juga tuŋga-tuŋgal anusup tamatar matakut. (Lalu dengan tak takut pergi-lah ia). Adakah barangkali dalam bahasa Djawa kuno tiga tingkat kwantitét seperti dalam bahasa Sangir (lihat keterangan dibawah nomor 67) dan vokal jang amat pandjang sadjakah jang ditandai dalam bahasa Djawa kuno ?

Kwantitét vokal dalam bahasa Indonésia purba.

81. Meskipun terdapat hukum tentang vokal pandjang, tetapi oleh sebab hukum itu dilemahkan oleh ber-bagai² hukum chusus, hal kwantitét dalam bahasa Djawa menimbulkan kesukaran dan achirnja oléh sebab tentang hal itu hanja terdapat keterangan jang kurang memuaskan tentang banjak bahasa Indonésia, maka belumlah kami memperoléh gambaran jang tentu tentang kwantitét vokal pandjang dalam bahasa Indonésia purba.

Kwalitét vokal.

82. Tentang kwalitét vokal terdapat dua kemungkinan :

I. Kwalitét itu bergantung pada kwantitét. Vokal jang pandjang bunjinja ialah tertutup dan vokal jang péndék bunjinja ialah terbuka. Hukum itu berlaku bagi beberapa bahasa Indonésia. Dalam bahasa Minangkabau e jang ditekankan bunjinja dan mendahului s seperti dalam kata leseq (radjin) adalah terbuka, tetapi tertutup djika men- dahului r seperti dalam kata lereŋ (tandjakan).

Hal menduakalikan (verdubbelen) konsonan.

83. Konsonan jang diduakalikan mengandung ber-bagai² nilai bunji. (lihat keterangan Sievers dalam karangannja "Phonetik", Bab. "Silbentrennung"). Tentang hal menduakalikan konsonan dalam bahasa Indonésia définisi² jang berikut memberikan pegangan. ,,djika dalam bahasa² di Philipina konsonan diduakalikan maka kedua huruf itu diutjapkan dengan tjara tegas" (Conant). ,,Dalam bahasa Bugis kon-sonan jang diduakalikan diutjapkan dengan tjara demikian, sehingga konsonan itu menutup suku kata jang mendahuluinja dan membuka suku kata jang mengikutinja". (Mathes). ,,Konsonan jang diduakali-kan merupakan batas tekanan". (Kaliaan). Dalam bahasa Bontok

33