Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

hal jang menurut ilmu étimologi tak dapat diatur, misalnja kata měŋcàna (dangkal).

77. Suku kata jang mengikuti suku kata jang ditekankan bunjinja atjapkali pandjang bunjinja, terutama kalau suku kata itu berachir dengan vokal. Dalam bahasa Dajak vokal pada achir kata selalu pandjang bunjinja; dalam kata humā (rumah) misalnja kedua vokal pandjang bunjinja dan suku kata jang pertama ditekankan bunjinja. Dalam beberapa hal jang tertentu dalam bahasa Bugis suku kata jang terachir, pandjang bunjinja, djuga djika kata itu berachir dengan konsonan. (misalnja dalam kata diměŋ (menghendaki).

78. Gedjala, bahwa suku kata jang mendahului suku kata jang ditekankan bunjinja umumnja péndék dan suku kata jang mengikuti suku kata jang ditekankan bunjinja atjapkali pandjang bunjinja, adalah sedjadjar dengan kenjataan, bahwa suku kata jang mendahului suku kata jang ditekankan bunjinja hampir tak pernah mengandung diftong, sedang suku kata jang mengikuti suku kata jang ditekankan bunjinja atjapkali bersifat diftong. (lihat keterangan dibawah nomor 171).

79. Dalam bahasa Bugis tekanan pada suku kata jang terachir dapat dipindahkan kalau dari kata itu disusun kata lain; djika suku kata jang terachir pandjang bunjinja, maka karena kontraksi bunji pandjang itu mendjadi péndék. Dari kata dasar tàppa dibentuk kata tappàŋ (bangunan, tjontoh) tappa + aŋ) dengan ditekankan suku katanja jang terachir, dalam susunan tàppāŋ-matuwa kata jang mendahului suku kata jang terachir dan vokal pada suku kata jang terachir itu mendjadi péndék bunjinja.

Kwantitét vokal dalam bahasa Djawa kuno.

80. Dalam tulisan bahasa Djawa kuno vokal jang pandjang bunji-nja ditandai. Tetapi tanda tentang vokal jang pandjang bunjinja itu djarang tampak. Menurut kwantitét vokal dalam bahasa Djawa se- karang, tanda itu semestinja djauh lebih banjak tampak. Dalam tjerita Ramayana tanda tentang vokal jang pandjang bunjinja itu ketjuali dalam kata² jang diambil dari bahasa lain hanja terdapat pada kata-seru (interjéksi), pada kata² lengkap jang tertentu dan terdiri atas suku kata, misalnja pada kata kūŋ (rindu), tetapi tanda itu tidak tampak pada kata sih (belas kasihan), pada kata mati (membiarkan mati) jang terdjadi dari mati + i dengan djalan kontraksi, dan pada

32