tentang kwantitét vokal dalam bahasa² Indonésia sesuai dengan hukum tentang kwantitét vokal dalam bahasa Djerman. (lihat karangan Siebs "Deutsche Bühnenaussprache" Bab. "Vokale"). Dalam bahasa Madura seperti dalam bahasa Romén tidak terdapat perbédaan² kwantitét. (lihat karangan Tiktin ,,Rumänisches Elementarbuch").
Kata² lengkap, jang terdiri atas satu suku kata dalam sebagi-an bahasa² Indonésia pandjang bunjinja. Dalam bahasa Karo terdapat djuga kata pět (mentjari) (e jang sebenarnja merupakan ě-pepet, di-bunjikan pandjang). Dalam sebagian bahasa² Indonésia jang lain, seperti dalam kata là (kata jang menjatakan sangkalan) dalam bahasa Howa vokal a péndék bunjinja.
74. Kata² a atau o jang menjatakan pengakuan dan terdiri atas satu suku kata dalam sebagian besar bahasa² Indonésia pandjang bunjinja; terutama tjara menulisnja dalam ber-bagai² téks menundjuk- kan hal itu. Dalam suatu tjerita dalam bahasa Kamberi jang diumum-kan oléh Kreisel (BDG 1913, hal. 83 Z. 28) misalnja terdapat kalimat : āã hiwada (,,Ja, ja," kata meréka).
75. Kata-bentuk (Formwörter) jang terdiri atas satu suku kata umuinnja péndék bunjinja, meskipun kurang tegas dibunjikannja dalam hubungan kalimat. Kadang² kata² itu pandjang bunjinja seperti menurut Meerwaldt kata bé (tiap²) dan pé (bahkan) dalam bahasa Toba. Djika dari kata² bentuk (Formwörter) jang péndék bunjinja itu dibentuk kata lengkap, maka kadang² kata-bentuk itu mendjadi pandjang bunjinja. Dalam tjerita tentang ,,Kera dan babi" dalam bahasa Baréqé terdapat kata : maŋkae toraa (menggali ubi) (Karang-an Adrianus Schreiburg "Bareqe Leesboek", hal. 15, Z. 4) Torà (ubi) dengan ditekankan a-nja, sebenarnja berarti: barang didalam (tanah) = rà (dalam).
76. Suku kata jang mendahului suku kata jang ditekankan bunji-nja ialah hampir selalu péndék. Dalam bahasa Bugis suku kata jang mendahului suku kata jang ditekankan bunjinja ialah pandjang, tetapi dalam kamus tentang bahasa itu hanja terdapat kira² setengah losin
31