Halaman:Hal Bunyi Dalam Bahasa-Bahasa Indonesia.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

jang ber-lain²an sekali, sehingga tak dapat dinamai bunji palatal lagi, terutama oléh sebab dalam beberapa bahasa tak bersifat éksplosif. Dalam hal itu bunji palatal itu tidak merupakan satu konsonan, tetapi dua konsonan. Berdasarkan keadaan itu ber-bagai² gedjala bahasa dapat diterangkan :

I. Kata² dalam bahasa Indonésia tak dapat berachir dengan beberapa konsonan, begitu djuga bunji palatal, tidak terdapat pada achir kata.

II. Dalam bahasa Dajak dua konsonan (tweevoudig konsonant) membuat harakat (vokal) jang mendahuluinja mendjadi péndék, seperti dalam kata sānda (djaminan); satu bunji letusan bersuara (média) mendjadikannja pandjang seperti dalam kata lādin (pisau), tetapi djika konsonan itu mendahului bunji konsonan langit² meletus dan bersuara (palatal-média), maka harakat (vokal) itu mendjadi péndék seperti dalam kata màja (mengundjungi). Konsonan langit2 (palatal) itu membuat j djuga berbunji seperti dua konsonan.

III. Dalam bahasa Sunda suku kata jang terachir ditekankan, djika suku kata jang mendahului suku kata jang terachir merupakan bunji pepet, misalnja dalam kata tělùk; tetapi djika huruf pepet di- ikuti dua konsonan seperti dalam kata děnki, atau djika diikuti konsonan langit² (palatal) seperti dalam kata sěja (rentjana), maka ě tetap ditekankan.

Tjatatan. Dari keterangan dibawah nomor 60 ternjatalah bahwa dalam abdjad bumi putra konsonan langit² (palatal) kadang² ditulis sebagai konsonan langit² (palatal) sengau, kadang² lagi sebagai kon- sonan gigi (déntal) sengau, djadi kadang² orang menulis tuŋjun kadang² lagi tuŋjuŋ (bunga teratai).

62. Huruf² cerebral atau kakuminal. ,,Dalam bahasa Madura huruf kakuminal diutjapkan dengan menggerakkan udjung lidah pada bagian depan langit² dan udjung lidah itu dilengkungkan kebelakang." (Kiliaan).

63. Konsonan gigi (déntal). ,,Dalam bahasa Atjéh huruf d dibunji-kan dengan menggerakkan udjung-lidah pada langit² dekat akar gigi atas" (Snouck Hurgronje). ,,Dalam bahasa Melaju huruf d dan t ialah huruf supradéntal" (Fokker) ,,Dalam bahasa Lebon huruf d dan t ialah supradéntal" (Adriani).

64. Konsonan bibir (labial). Tentang huruf² itu tak perlu diberi-kan keterangan lebih landjut.

27