Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

39

tetapi banjak, ja, sangat banjak poela orang Belanda, jang memandang kami seperti moesoehnja. Hal itoe ta' lain sebabnja melainkan karena kami mentjoba berloemba-loemba kepadang kemadjoean dan kebaikan boedi pekerti dengan dia. Dengan djalan jang kasar diperlihatkannja kepada kami: „saja orang Eropah, kamoe orang Djawa", maksoednja: „saja orang memerintah, kamoe orang terperintah."

Boekan sekali sadja, tetapi beberapa kali orang Eropah menegoer kami dengan bahasa Melajoe tangsi, soenggoehpoen ia tahoe betoel, bahasa kami tahoe bertjakap bahasa Belanda. Saja ta' pedoeli, dalam bahasa apapoen orang menegoer kami, asal ia memakai seboeah bahasa jang sedjati. Baroe-baroe ini ada seorang raden ajoe ditegoer oléh seorang toean; dengan tjakap djawab raden ajoe itoe: „Toean, beri ma'af saja, jang saja meminta kepada toean, soepaja toean memakai bahasa toean sendiri, bila toean hendak menegoer saja. Saja mengerti dan ber­tjakap bahasa Melajoe, tetapi saja hanja tahoe bahasa Melajoe sedjati, boekan bahasa Melajoe tangsi."

Maka si toean itoepoen mendjadi maloe sadja. Mengapa ba­njak orang Belanda ta' soedi bertjakap-tjakap dengan kami dalam bahasanja sendiri? O, ja, sekarang tahoelah saja sebabnja itoe; bahasa Belanda terlampau bagoes akan ditoetoerkan oléh moeloet orang jang berkoelit hitam. Beberapa hari jang laloe kami mengoendjoengi orang Belanda totok. Orang-orang jang bekerdja padanja, sahabat-sahabat lama kami. Kami tahoe bahasa meréka itoe mengerti dan bertjakap bahasa Belanda. Hal itoe saja tjeriterakan kepada orang baroe itoe dan apakah djawab toean pendjamoe kami itoe? „Tidak, ia tidak boléh ber­tjakap bahasa Belanda." „Mengapa tidak?" tanjakoe kepadanja. Djawabnja: „Anak Boemipoetera ta' boléh mengetahoei bahasa Belanda." Tertjengang saja memandang kepada orang jang berkata itoe. Dengan segera kehéranan saja hilanglah, dan oedjoeng moeloet sajapoen bergerak-geraklah oléh karena hendak tertawa. Moeka toean itoe mendjadi mérah seperti api, dan iapoen bersoengoet-söengoet dengan djanggoetnja serta ia merasa apa-apa jang 'adjaib pada sepatoenja, jang goenanja barangkali akan menghilangkan toetoer katanja jang telandjoer tadi.

Sekarang ada seboeah tjeritera lagi, jang kedjadian ditanah Priangan. Pada soeatoe malam regén anoe menerima djamoe dikaboepaténnja. Djamoe itoe ialah seorang partikoelir dan residén ditempat itoe. Tiada berapa lamanja datang seorang aspiran kemendoer kedalam perkoempoelan itoe. Anak regén itoe seorang moerid H. B. S., jang sedang diroemah karena wak­toe témpoh. Anak itoe berdjalan dipendopo. Tatkala dilihatnja, boekan bapanja sadja doedoek, maka iapoen hendak mendjaoehkan dirinja, tetapi residén melihat dan memanggil dia datang