Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/49

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

26

kalian itoe ta' lain dari pada kelobaan hati sendiri, djika kami sekali-kali berboeat baik dan berlakoe manis itoe? Karena ta' adalah jang lebih menjenangkan hatikoe, lain dari pada menerbitkan tersenjoem orang, apalagi pada orang jang kami tjintaï. Tiadalah jang terlebih meriangkan hati kami, hanjalah bila memandang paras jang riang dan kasih terhadap kepada kami, apalagi, djika kami ketahoei, bahwa keriangan itoe asalnja tersebab oléh kami.

Besar hati kami, jang koki masih teringat kepada kami.

  • *

12 Januari 1900 (I).

Pergi ke Eropah. Itoelah soeatoe tjita-tjita saja, jang akan tinggal sampai hari maoetkoe. Sekiranja saja dapat memperketjil toeboehkoe sampai siaja dapat menjoeroek dalam boengkoesan soerat ini, pergilah saja bersama-sama dengan soerat ini mengoendjoengi engkau, Stella, dan kepada saudara saja laki-laki jang koetjintaï dan kepada......Diam, padalah hingga ini. Boekan kesalahan saja, Stella, djikalau saja disana sini menoelis perkataan jang ta' bergoena. Gamelan katja dipendopo lebih tahoe mentjeriterakan hal itoe kepadamoe dari pada saja. Ia menjanjikan lagoe kami bertiga. Ia boekan njanjian, boekan lagoe, melainkan boenji dan soeara, amat lemah, amat lemboet dan bertoekar-toekar, mendengoeng-dengoeng ta' berketentoean, tetapi bagoes, sehingga merawan dan membimbangkan hati orang. Boekannja boenji gelas atau boenji koeningan dan kajoe, jang terdengar dipendopo itoe; boenji itoe ialah soeara njawa manoesia, jang berkata-kata kepada kita. Boeah katanja sebentar keloeh kesah, sebentar lagi ratap tangis dan sekali-sekali tertawa kegirangan. Maka semangat sajapoen rasa terbanglah bersama-sama dengan boenji jang lemboet dan merdoe itoe keatas oedara jang tinggi, biroe dan renggang itoe pergi keawan jang poetih dan kebintang-bintang jang bertjahaja-tjahaja. Sementara itoe soeara jang lembabpoen naiklah poela keoedara; sajapoen merasa diri saja dibawa poela oléh boenji itoe melaloei lembah jang gelap, djoerang jang dalam, melaloei hoetan rimba jang moeram, semak beloekar jang ta' dapat diaroengi. Maka hati saja gementar dan lisoet rasanja, karena ketakoetan, kesakitan dan kedoekaan. Soenggoehpoen demikian, héran sekali, meski telah beriboe kali terdengar oléh saja „Ginondjing”, tetapi satoe boenji dan soeara gamelanpoen ta' dapatlah saja artikan. Apabila gamelan telah diam, ta' seboeah lagoe jang saja ketahoei lagi; semoeanja hilang dari ingatankoe. Saja ta' dapat mendengar Ginondjing lagi, dengan tiada mera-