Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/388

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

343

benar, dan kepandaian ito poen nanti akan dipeladjarinja poela di Solo, Dan lagi disana orang pandai poela mengerdjakan toelang dan moetiara, pekerdjaan itoe haroes poela dipeladjarinja dan iapoen soeka poela mempeladjarinja.

Kami sekarang dalam waktoe permoelaan benar hendak memadjoekan kembali kepandaian bangsa kami jang bagoes itoe. Dan sekalian pekerdjaan itoe tentoelah ta' lekas akan sempoerna seperti patoetnja.

Saja mendapat sepoetjoek soerat jang baik isinja dari toean Dr. Pijzel, seorang dari kepala pengarang soerat kabar „Eigen Haard” beserta beberapa boeah gambar tentang pekerdjaan mengoekir. Gambar-gambar itoe soenggoeh bagoes tjétaknja, boekan? Saja peroléh adalah beberapa boeah, ditjétak diatas kertas tebal jang bagoes. Tahoekah toean lagi apa jang menjoekakan hatikoe? Karena njonjalah jang moela-moela sekali menjoeroeh saja mengarang dengan nama sedjati. Tetapi ta' senang poela hati kami, sebab adalah orang jang memboeat kami oentoek mendjadi perkakas melakoekan barangnja. Roepanja hal itoe tela mendjadi 'adatlah kepadanja.

Senang hati kami mendengar kabar, bahwa ditanah Minahasa ada poela seorang anak gadis Boemipoetera jang mempoenjai tjita-tjita „gila” seperti tjita-tjita kami. Lihatlah, roepanja boekanlah kami sadja orang jang „gila”. Djikalau bangsawan disini ta' berkenan akan kami, dan anak negeripoen ta' poela soeka kepada kami, maka kami pergilah lari kepada saudara djaoeh jang sepikiran itoe, kami pisahkanlah diri kami dari pada tempat jang ramai ini ketempat jang tidak dikenal orang, dan disana mentjari kerdja oentoek kepala, hati dan tangan, Tentoelah ada tempat didoenia jang amat loeas itoe, jang orangnja soeka akan menerima kami.

Saudarakoe perempoean jang soeloeng baroe-baroe ini ada disini. kemarin ia telah berangkat kembali, tetapi ia tiada akan teroes pergi ke Kendal, melainkan singgah dahoeloe ke Koedoes kepada mentoeanja jang perempoean, akan mempertahankan diri kami pada mentoeanja itoe. Sekalian hal jang kami tanggoengkan baroe-baroe ini, menjebabkan kami mendjadi pendiam dan insaf. Lihatlah ke Koedoes, telah pergi seorang yang hendak mempertahankan diri kami, ialah jang dahoeloenja sangat melawan pikiran kami. Sekali-kali tiadalah kami petjahkan kepala kami akan memboeat seboeah pidato, jang dapat mengibakan hatinja kepada kami. Kami hanjalah berkata dari hati kehati, dan tiba-tiba piloelah hati kami melihat saudara kami itoe, dengan air matanja berlinang-linang, dan dengan soeara jang gementar, berkata: „Baik, sampaikanlah maksoed-maksoedmoe itoe, sampaikanlah tjita tjitamoe, saja