Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/361

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

318

tjita-tjita lagi, dan orang jang tiada bertjita-tjita itoe amat boeroek keadaannja. Atjap kali poela terdjadi djikalau kami bermaksoed apa-apa tiadalah berpikir; dan djikalau maksoed itoe sampai, maka baroelah kami menjesal. Menoeroet pendapatan kami sendiri tahoelah kami, bahwa tjita-tjita hati jang sampai itoe atjap kali bertjampoer dengan air mata.

Adalah perasaan kami, jang kita nanti akan bertemoe djoega, tetapi ta' lama, hanjalah beberapa ketika sadja. Setelah kita bertemoe berdjabat salam, laloe bertjerai poela, sekalian itoe terdjadi dalam beberapa sa'at sahadja. Kita sebelah-menjebelah hanjalah sebentar sadja memperlihatkan diri, kemoedian bertjerailah oentoek selama-lamanja. Soenggoeh gila, boekan, perasaan kami itoe, dan ta' dapatlah poela kami memboeangkan perasaan itoe dari kepala kami.

Apakah sebabnja maka kami berharap hendak bertemoe lagi, apabila pertemoean pikiran kita telah sebaik itoe; lebih dari itoe agaknja ta' bergoena lagi; boekankah pikiran itoelah jang sebaik-baiknja ada pada kita? Dan djikalau kita kedoea belah pihaknja telah mempoenjaï benda jang sebaik-baiknja itoe, apakah lagi jang kita kehendaki?

Bagaimanakah pendapatanmoe tentang sekeram api boeatan Djapara jang beroekir-oekir itoe? Tiada bagoeskah? O! ta' dapat saja katakan kepadamoe, berapa besarnja bahagia kami, jang kepandaian tanah air kami makin diketahoei dan makin dihargaï orang. Selamatlah sekalian sahabat-sahabat orang Djawa jang moelia itoe, jang telah memasjhoerkan kepandaian itoe keloear Hindia, dan bersama-sama dengan hasil kepandaian itoe ialah lagi tjita-tjita bangsa Boemipoetera jang bagoes; jang tersemboenji dalam hati meréka itoepoen diketahoei orang asinglah poela.

Kami berharap soenggoeh-soenggoeh, bahwa kegemaran meréka itoe tentang kepandaian Hindia itoe djanganlah hendaknja seperti jang atjap kali kedjadian, mendjadi soeatoe kesoekaan jang lekas akan hilang lenjap.

Tidak, kesoekaan itoe tidaklah akan hilang lenjap; kami berharap djanganlah hendaknja begitoe, meskipoen kami wadjib mengakoe, bahwa kebanjakan orang sekarang ini jang menoendjoekkan kesoekaannja tentang kepandaian kami, berboeat demikian ialah karena toeroetan sadja,. . . . . . orang-orang jang pertama kali membangoenkan pekerdjaan itoe, meréka itoelah jang bekerdja dengan hati dan kepertjajaannja sendiri, dan meréka itoelah poela lama-lambatnja jang akan mengalahkan kesoekaan orang jang hendak meniroe-niroe itoe sadja.

Tetapi tiadakah hal jang seperti itoe telah biasa kedjadian