280
pat sahabat-sahabat jang ada dihati kami itoe. Amat lobakah kami ini karena dari siapa djoeapoen maoelah kami beladjar?. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .apalagi hendak beladjar kepada meréka jang menambah pikiran dan meloeaskan pengetahoean kami itoe dengan djalan berkirim-kiriman soerat?
Bentji benar kami menerima soerat jang ta' ada isinja, apalagi hendak membalas soerat itoe; sebab soerat-soerat jang sedemikian menjoeroeh kami bertanja: „Apakah goenanja ia ditoelis?"
Kami betoel-betoel orang jang beroentoeng, karena kami dapat bertjampoer dengan meréka jang tinggi martabatnja itoe.
Djaoeh ditengah-tengah poelau Selébés adalah seorang sahabat kami, manoesia jang berhati bangsawan dan berpikiran moelia. O, alangkah hérannja kami melihat pekerdjaannja jang moelja itoe. Bagi kami seperti soeatoe keramaianlah, djika kami menerima soerat dari Dr. Adriani, jang senantiasa amat bagoes dan penoeh berisi pengadjaran. Betapa besar hati kami ketika kami bertemoe dengan dia diroemah toean Abendanon. Njonja Abendanon mempertemoekan kami dengan dia, karena ia tahoe, berapa banjaknja pengadjaran jang akan kami terima dalam perdjoempaan itoe. Mengenangkannja dan memikirkan pekerdjaannja sadja, kepada kami soedah mendjadi soeatoe boedjoekan, djikalau sekiranja kami disini melihat atau mendengar orang jang loba dan ta' ada menaroeh kasih sajang. Jang menjakitkan hati kami benar, ialah melihat kelobaan manoesia, jang terkadang-kadang soenggoeh ta' ada batasnja.
O, berapalah senangnja hati kami jang selaloe tinggal dalam doenia meréka, jang kakoe dan dingin ta' maoe mengatjoehkan apa djoeapoen, dan kebanjakan diantaranja tiadalah berhati dan berotak, djikalau sekiranja sekali-sekali kami dapat bertemoe dengan seorang, jang hatinja penoeh dengan kasih sajang, kegembiraan dan kebidjaksanaan.
Sjoekoer, ja. sjoekoer kepada Allah, karena adalah kami berkenalan dengan manoesia jang demikian, baik dékat ataupoen djaoeh.
Sajang sekali, toean ta' kami kenal pada waktoe perserikatan kami sedang madjoe. Sekiranja ada, ta' dapat tidak toean akan berbesar hati. Tiga boeah njawa bersipat satoe didalam tiga boeah toeboeh jang berdekat-dekatan lahir kedoenia mendjadi saudara! Banjaklah riboet jang telah menggoda kepala anak moeda-moeda itoe dan banjaklah poela topan jang menjêrang hati meréka itoe.
Saja ingat akan kata-kata toean, „akan menjampaikan tjita-tjita wadjiblah diboenoeh beberapa kenang-kenangan."