Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/245

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

210

memikirkannja. O, njonja jang koetjintaï! Roepanja tidaklah akan sekali ini sadja orang merahsiakan dan menidakkan sesoeatoe hal jang kedjadian! Doenia ini masih penoeh berisi manoesia jang mengatakan dirinja mempoenjaï kesopanan tinggi. Karena itoelah maka meréka itoe ta' maoe melihat keadaan dan kebenaran jang sesoenggoehnja, sebab sekalian itoe dioempamakannja seperti seorang perempoean jang bertelandjang boelat, dan dipalingkannjalah moekanja, sambil mentjela dan menghinakan perempoean itoe.

Petang ini roentoehlah rasanja hati kami melihat soeatoe tjontoh kesengsaraan hidoep. Adalah kami bertemoe dengan seorang anak jang ber'oemoer 6 tahoen sedang mendjoeal roempoet. Anak itoe kira-kira sebesar anak bapak moeda. Waktoe memikoel roempoet itoe tiadalah tampak badannja, hilang diantara kedoea radjoet roempoet jang dipikoelnja itoe, hanjalah seperti doea boeah radjoet roempoet jang tampak oléh kami berdjalan. Bapak menjoeroeh memanggil anak itoe, dan disanalah kami dengar kabar penanggoengannja, perasaan jang ditanggoeng oléh beratoes-ratoes, ja, beriboe-riboe kawannja jang lain didésa-désa. Anak itoe tiada berbapak lagi, iboenja pergi bekerdja dan diroemah tinggallah doea orang adiknja laki-laki. Ialah anak jang toea. Kami tanjakan kepadanja: soedahkah ia makan? „Beloem," djawabnja. Meréka itoe makan nasi sekali sehari, jaïtoe malam hari, kalau iboenja telah poelang; tengah hari dimakannja koeé sagoe seboeah jang berharga setengah sén.

Saja pandanglah anak jang sengsara itoe, kemoedian saja pandang lagi anak moeda jang sama besar dengan dia itoe, dan teringatlah oléhkoe, bahwa makan kami 3 kali sehari; itoelah jang menghantjoerkan hati kami.

Kami beri ia makan, tetapi ia ta' maoe memakan makanan itoe disana, makanan itoe dibawanja poelang.

Sajapoen memandang anak ketjil itoe sampai hilang dari matakoe; perkakasnja hanjalah seboeah pemikoel dan seboeah sabit. Banjaklah pikiran jang timboel dikepalakoe dan perasaan dihatikoe ketika memandang anak itoe dari djaoeh.

Maloelah saja memikirkan kelobaan dirikoe sendiri. Saja hanja memikirkan dan mengenangkan halkoe sendiri; tetapi lihatlah diloear roemahkoe, amat banjak orang jang lebih tjelaka dan sengsara! Sebentar itoe djoega seperti kedengaranlah oléhkoe orang dikelilingkoe mengeloeh dan memekik meminta tolong sampai keoedara karena kesengsaraan. Lebih koeat lagi dari pada keloeh dan pekik jang terdengar ditelingakoe, soeara jang mengatakan: „Bekerdja, bekerdja! bekerdja! Berperanglah engkau mereboet kebébasanmoe itoe! Kalau engkau telah bébas