Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/200

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

167

kanlah oentoeng bahagia bagi tiap-tiap orang. Pandai ialah tjelaka bagi seorang jang tadjam pikiran, tetapi ia ta' sanggoep melakoekannja. Dan lebih tjelaka lagi, apabila kita dapat merasa bahwa kita tjakap dan maoe; tetapi ta' boléh mengerdjakannja. Biarlah saja tinggal bodoh." Dalam kata-kata itoe tersemboenjilah seroean jang memoetoeskan pengharapan.

........................................................................................................................................

Pada soeatoe hari saja bersandar didindling dengan tiada bergerak-gerak, karena kesedihan hati: waktoe itoe mata saja membelalak, tetapi ta' dapat melihat, memandang teroes keoedara, dan pada telingakoe terdengar soeara jang menjedihkan hati, soeara jang membawa hatikoe ketempat kebenaran. Bapakpoen melindoengi saja dengan tangannja memangkoe saja, dlan iapoen menghiboerkan hatikoe, tetapi moekanja dipalingkannja melihatkoe. Hal itoelah soeatoe seroean jang sedih dari hati jang loeka, jang berkata dengan gementar: „Ah, boekan, boekannja begitoe, Ni, bapak bermaksoed akan mempertjakapkan hal ini dengan orang lain, sabarlah dahoeloe!"

„Sétan iblis," teriak dalam hatikoe, „mengapakah engkau soeroeh bapakkoe menanggoeng seperti itoe, djahanam?"

Dengan tangannja memeloek saja, pergilah saja dengan bapak keserambi belakang mendapatkan orang lain-lain jang ada disana.

Soeatoe perasaan jang amat piloe terasalah diseloeroeh toeboehkoe!

O, bapakkoe, mengapa toean ta' mendengarkan soeara hati toean sendiri dan ta' maoe mengikoetnja? Mengapa toean maoe mendengarkan soeara orang lain? Mengapa orang lain, orang jang ta' sedikit djoega berhati baik kepada kami, jang tiada mengindahkan kami dipanggil memperkatakan perkara ini, perkara jang wadjib dipoetoes d!an diselesaikan oléh toean sendiri, sedang orang jang bersangkoetan dalam perkara ini hanjalah ia meminta soeara toean sadja!

O, tjoekoeplah soeatoe perboeatan, tjoekoeplah soeatoe perboeatan jang berani sadja, dan tanah jang ternganga jang hendak menelan kami itoe, tentoelah tadi boléh tertimboen!

Bapak mengatakan tjita-tjita kami bagoes dan mengiakan, jang kami senantiasa beringin akan 'ilmoe dan ke'adilan. Hal itoe bockanlah main-main, tahoen jang laloe bapak telah mengizinkan kami, boléh bekerdja mentjari penghidloepan oentoek tegak sendiri. Sekalian itoe mengasoet pikiran kami mendjadi hoeroe hara, bila kami pikiri mengapakah maka kami selaloe dianiaja dan mengapakah maka kami haroes soeroet kembali? Mengapakah maka kami direndahkan serta dihinakan sedemikian? Lain tidak karena bitjara meréka, jang tjemboeroelah maka kami diboeat demikian.