Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/191

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

160

29 November 1901 (VIII).

Kami tahoe bahasa kabar jang diberitakan oléh soeratkoe ini akan mendoekatjitakan hati toean kedoea. Toean kedoea tentoe akan bersoeka hati mendengar, jang kami sekarang telah mendjadi sabar, meskipoen kedoedoekan hal ihwal kami beloem beroebah. Sekarang dikalboe kami ta' gelap lagi, damai dan sentosa telah merajap disitoe. Dalam gelap goelita itoe kami melihat soeatoe badan jang amat bagoes dan bertjahaja-tjahaja, sambil melambai-lambai kami dengan tangan jang ramah: hai tjita-tjita kami!

Sekarang tahoelah kami benar-benar, bahwa hal itoe ta' dapat kami djaoehi lagi, ia telah mendjadi satoe dengan kami. Bertjerai dengan dia menenggelamkan kami. Boekanlah hari ini, boekanlah poela kemarin sadja kami telah memikirkan, merasaï, menanggoengkan dan hidoep bersama-sama dengan hal keadaan kami itoe.

Soepaja kami boléh mengoebah pikiran dan perasaan kami, hendaklah orang memberi kami hati jang baroe, otak dan darah jang baroe oentoek toeboeh kami. Siapa jang telah mengenal njawanja ja'ni soeatoe benda jang hidoep dalam toeboeh manoesia serta telah mendengar dan mengerti akan seroean njawa itoe meminta „tjahaja” kemadjoean, ta' dapatlah lagi meloepakannja.

Apa jang telah njonja toeliskan kepadakoe, semoeanja telah saja pikirkan, rasaï dan tjobaï. Telah lama, lama doeloe sebeloem perdjoempaan kita, telah beberapa kali saja katakan kepada adik-adikkoe, meminta dan memohon kepada mereka, melepaskan dirikoe, dan sedikitpoen djangan hatinja bergantoeng kepadakoe.

Apakah saja, siapakah saja, saja anak gila jang tinggi hati, apakah sebabnja maka saja sabarkan memandang dan membiarkan adik-adikkoe pergi bersama-sama dengan saja? Saja jang mendjalani djalan-djalan jang 'adjaib dan beloem dikenal, jang moelanja haroes membawa saja kesoerga, tetapi jang sebenarnja sekarang membawa saja kenaraka. Pergi kenaraka mémang lebih lekas dari pada kesoerga, karena naraka itoe lebih dekat dan moedah ditjapai, tetapi soerga amat djaoeh dan soekar didekati.

„Betoel,” kata adik-adikkoe: „Meski toean sendiri, meskipoen orang lain, ta' sanggoeplah memasoekkan bermatjam-matjam perasaan dengan sempoerna dan sampai tinggal diotak dan dikepala kami, djikalau sekiranja kami sendiri tidak telah ditakdirkan Allah akan mendapatnja. Biarlah kita sama-sama pergi kesoerga ataupoen kenaraka!”

Wahai, kekasihkoe jang setia, jang sebenarja tidaklah