Halaman:Habis Gelap Terbitlah Terang.pdf/160

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

131

Adakah diboeat oléh kebisaan 'adat perkawinan itoe sekarang, jang asalnja moela-moela perintah Allah, soeatoe roe koen jang oedjoetnja akan meninggikan daradjat perempoean? Kawin, jang seharoesnja mendjadi soeatoe daradjat jang moelia, sekarang telah mendjadi soeatoe kerdja jang biasa sadja! O, dengan perdjandjian jang menghinakan dan merendahkan ke hormatan kemanoesiaan, wadjiblah perempoean Djawa maoe ta' maoe melakoekan kedja itoe. Atas paksaan bapak, paman, atau kakak laki-laki, wadjiblah si gadis boeta toeli menoeroetkan seo- rang laki-laki asing ja'ni laki-laki, jang kerap kalitelah mem- poenjaï anak dan isteri ditempat lain. Pikiran si gadis itoe tidak- lah ditanjanja-tanja, kewadjibannja hanjalah menoeroet perintah sadja. Waktoe perkawinan itoe si gadis ta' perloe, demikian djoega kaboelnja tidak perloe diminta.

Djaoeh dan dekat kami ketahoei penanggoengan jang seng- sara, jang disebabkan oléh roekoen Islam, jang amat memoe- dahkan kewadjiban si laki-laki, tetapi sangat menjedihkan dan mentjelakakan si perempoean! Perempoean-perempoean telah diboeat sedemikian dan hal itoe ta' dirasanja, kata orang jang segala „tahoe.” Kalau hal itoe tiada setoedjoé dengan pi- kirannja, mengapa ia membiarkan hal jang sedemikian itoe?

Biarlah saja ini seorang anak bangsa Djawa jang dibesarkan dalam pangkoean bangsa itoe, dan selaMa hidupkoe tinggal didoenia bangsa Djawa, berani menjatakan kepada toean, bahasa perempoean-perempoean bangsa Boemipoetera ada berhati ma- noesia djoega, hati jang dapat merasa dan menanggoengkan, seperti hati perempoean jang berboedi pekerti dinegeri toean. Tetapi disini hal itoe tinggal ditanggoengkan sadja oléh perempoean-perempoean dengan diam-diam, berserah diri ta' koeasa dan ta' koeat sekali-kali, karena meréka itoe ta' ada berkepandaian dan berpengetahoean.

Dalam hikajat nabi adalah ditjeriterakan begini: Soeami Fatimah pergi kawin sekali lagi, waktoe itoe Fatimah ditaniaï oléh nabi Moehammad, bagaimanakah perasaannja, karena soe- aminja beristeri seorang lagi. Fatimah mendjawab: „Ta' ada apa-apa bapak, sekali-kali ta' adalah apa-apa perasaankoe.” Waktoe ia berkata itoe Fatimah sedang bersandar pada seba- tang pohon pisang yang moela-moelanja berdaoen segar dan soeboer, tiba-tiba daoen pisang itoe mendjadi lajoe dan pohon- nja tempat ia bersandar itoe mendjadi angoes.

Sekali lagi nabi bertanja akan perasaan Fatimah. Fatimah- poen mendjawab lagi: „Ta' ada apa-apa, bapak, sekali-kali ta' apa-apa perasaankoe!” Nabi laloe memberi Fatimah sebidji teloei mentah, dan dimmtanja meletakkan teloer pada dada Fatimah. Kemoedian nabi meminta teloer itoe kembali serta dipetjahnja dan dilihatnja waktoe itoe teloer itoe telah masak!