— 1905 —
mendjaga, bersama-sama orang-orang bersendjata.
Danglars tahan tida makan, dia minoem sampe doewa hari lamanja, maka dia soeda tida bisa tahan lagi, dia minta makan dan minoem serta satoe milioen hendak di bajarnja.
Orang sedia-in makanan boewat dia, seperti boewat satoe radja, segala roepa makanan ijang tjoema ada di medja keradja-an, dapetlah di makannja di sitoe waktoe. Maka dari itoe waktoe roepanja Danglars seperti orang ijang soedah ilang ingatan, dia soedah merasa sengsara begitoe keras, sampe dia tida bisa tahan lagi aken di aniaja, dari itoepoen segala apa orang-orang maoe, aken di bikin padanja, nistjaja di toroetnja.
Liwat kira-kira doewa belas hari, sasoedahnja makan sahari-hari seperti orang radja besar, maka dia bikin peritoengan, aken di liatnja brapakah oetangnja sama bangsat-bangsat itoe, dia priksa satoe-satoe soeratnja, maka dia soedah briken oewang begitoe banjak sampe tjoema ka tinggalan lima poeloeh riboe frank.
Koetika di ketahoeinja, ijang oewangnja tjoema tinggal lima poeloeh riboe, maka dia djadi nekat, soedah lebi baik mati lapar sadja dari misti serahken ini oewang sisa. Baroe sekarang inilah, dalem soesahnja ijang tida berhingga, maka dia ingat pada Allah-ta'allah, serta di mintanja dengan sepenoeh-penoehnja hati, biar apalah kiranja di toeloeng ija sampe bole telepas dari pada kasengsaraannja dan biarlah dia djangan sampe ilang oewangnja lima poeloeh riboe itoe. Maka bertangislah toewan Danglars, bekas bankier ijang paling kesohor, dengan sanget sedihnja. Tiga hari ija tida brentinja memoedjiken Allah-ta-allah. Dia seperti kalap dan di liatnja, seperti ada orang toewa ijang