Halaman:Gerakan wanita di dunia.pdf/40

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tentu tahu, bagaimana wanita Tiongkok menghormati suami dan anak laki-laki. Bila ia sendiri telah melahirkan anak laki-laki, ia akan dihormati orang; kalau tidak demikian, ia tidak akan masuk hitungan. Akan tetapi ibu-wanita jang dihormati itupun, dalam kebanjakan hal, harus bekerdja keras dan iapun harus menjesuaikan dirinja dengan kehendak suaminja. Dari buku-buku jang dikarang oleh pengarang wanita Amerika ini njata djuga, bagaimana kaum wanita muda, djuga jang diam didesa, giat berusaha, supaja mendjadi "teman" bagi suami mereka. Mereka mau bersama-sama bersusah pajah dengan suaminja, akan tetapi mereka tidak mau diperlakukan sebagai kuda-pedati sadja. Mereka hendak diperlakukan sederadjat dan sama dengan suami mereka.

Penduduk desa Tiongkok jang tidak tahu membatja atau menulis, sampai sekarang masih amat banjak, sekalipun James Yen telah mentjapai hasil jang bagus dengan tjaranja, supaja semua orang jang telah beladjar menulis dan membatja dari dia, meneruskan pengetahuannja itu kepada orang lain.

Kemadjuan industri di Tiongkok menjebabkan semakin lama semakin banjak wanita bekerdja di paberik. Kira-kira tahun 1930 — tjatatan-tjatatan tahun kemudian belum terdapat — 58,7% dari buruh paberik terdiri dari kaum wanita; pada pemintalan benang sutera di Wusih bekerdja 90% kaum wanita; dalam industri kain-kain di Tientsin bekerdja hanja seorang wanita bersama dengan tiap-tiap 4 orang laki-laki. Pada waktu kemudian ini di Shanghai misalnja diadakan peraturan supaja bagi wanita Tiongkok jang bersuami diberi kesempatan, bekerdja di paberik hanja sebahagian dari satu hari.

Bagaimana keadaan dalam tahun 1949, tiada seorang jang tahu. Hanja dapat dikatakan, bahwa peperangan-

38