Disana-sini, diseluruh Indonesia, api peperangan meluap dan.... tetap para pemudi kita bersedia dan tidak sedikit pula jang gugur dalam melakukan kewadjiban dan tugasnja, disamping saudara-saudaranja!
Para ibu Indonesia bisa merasa bangga mempunjai pemudi-pemudi jang gagah-perkasa itu! Telah patut kaum wanita Indonesia mendirikan patung "Srikandi" jang tak dikenal itu!
Nama Republik mulai harum. Dan pergerakan wanita terus ditukar namanja dengan "Perwani",kependekan dari: "Persatuan Wanita Negara Indonesia". Tak lama kemudian, datang aliran baru, jang mendirikan "Perwari" atau "Persatuan Wanita Republik Indonesia". Masih ada lagi lainnja: Wani (Wanita Negara Indonesia), sedang perkumpulan-perkumpulan wanita jang berdasarkan Agama tidak mau bersatu dalam "Perwari", "Perwani" dan lain-nja itu, karena mereka itu telah mempunjai dasar-dasar azas dan tudjuan sendiri, jang bila perlu, hanja membantu atau menjokong persatuan-persatuan jang baru ini, akan tetapi tidak meleburkan diri. Setalah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, maka ikut "rubuh"-lah nama Fudjinkai dan ditukar dengan PERWANI itu. Hanja didua buah kota, ja'ni di Djakarta dan di Purwakarta ada "WANI". Dan perkumpulan inilah jang boleh dikatakan menjerupakan suatu badan perdjuangan (oorlogs-organisatie).
Pada tanggal 16 Desember 1945, bertempat dikota Klaten (Solo), diadakan kongres wanita Indonesia. Per-wani, "Wani" dan lain-lain perkumpulan jang sama azas dan tudjuannja, masuk dalam gabungan baru, jang ber-nama "PERWARI".
Lain-lain perkumpulan wanita misalnja "Aisjah" dan P.P.I., Wanita Kristen tidak dapat masuk sebagai anggauta fusi tsb. maka karena itu, untuk mengatasi ke-
114