Halaman:Gerakan wanita di dunia.pdf/130

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tudjuan sosial dari semua pergerakan wanita Indonesia ialah serupa dengan pergerakan saudara-saudaranja di Eropah atau di Amerika, ja'ni: mendjundjung derdjat kaumnja; djangan lagi dianggap sebagai "perhiasan" oleh kaum bapak dan jang penting ialah.... memberi penerangan dan petundjuk kepada anggauta-anggautanja, bahwa telah tiba masanja untuk menuntut hak jang serupa dengan kaum laki-laki.

Tjorak berpuluh-puluh perkumpulan wanita ini tentu tidak serupa, namun tudjuannja sama.

Dizaman Djepang

Tahun 1941, Djepang mendarat di Indonesia. Disamping mengadakan perobahan dalam susunan kepangrehpradjaan, dalam susunan sekolah-sekolah dan sebagainja, djuga tjara wanita Indonesia berorganisasi "diatur" oleh tentera Djepang. Diperintahkan, bahwa tidak boleh adanja berpuluh-puluh perkumpulan wanita itu. Mesti disatukan, katanja. Dan muntjullah "Fudjinkai", jang berarti: Perkumpulan Wanita. Bukan sadja di Djawa, bahkan di Sumatera, maupun di Sulawesi dan lam-lam pulau di Indonesia ini, "Fudjinkai" didirikan. Baik dengan tjara halus, maupun dengan tjara "di-tundjuk dari atas".

Terhadap perkumpulan-perkumpulan wanita jang berdasarkan Agama Aisjah dan Persatuan Isteri Kristen, misalnja — oleh tentera Djapang tidak dipaksakan meleburkan diri dalam Fudjinkai tadi.

Pekerdjaan Fudjinkai dimasa itu jang boleh kita pudjikan, ialah meringankan penderitaan pemuda-pemuda kita jang masuk mendjadi romusja (pekerdja-pekerdja kasar) dan djuga mengetahui apa jang dikerdjakan oleh pemuda-pemuda kita jang telah mendjadi Heiho (pembantu serdadu Djepang) dan lain-lainnja jang memasuki dinas militer.

112