dération abolitioniste". Kongres internasional jang pertama kali dilangsungkan pada tahun 1877 di Geneve (Swis), jang merupakan pusat perdagangan perempuan dan gadis-gadis. Kongres itu tidak sadja memberi tundjangan kepada pembasmi-pembasmi pelatjuran, akan tetapi djuga menetapkan beberapa resolusi jang penting dan jang akan berpengaruh atas kehidupan kaum wanita umumnja.
Njonja Butler dan kawan-kawan seperdjoangannja sudah lama insaf, bahwa satu-satunja sebab banjak perempuan mendjadi perempuan djalang ialah karena mereka tak sanggup mentjari nafkah dengan djalan lain. Maka sebuah diantara resolusi-resolusi itu pun berbunji: Kepentingan perekonomian, hak-hak dan kemerdekaan kaum wanita kurang diindahkan oleh undang-undang, oleh pandangan umum dan adat kebiasaan jang lazim. Upah jang diterima oleh kaum pekerdja wanita tidak mentjukupi untuk kehidupannja sehari-hari, karena upah ini lebih rendah dari jang dibajar kepada kaum lelaki. Resolusi itu seterusnja bermaksud menghilangkan keadaan jang buruk ini misalnja dengan djalan menjempurnakan pendidikan ahli (pengadjaran-vak) untuk kaum wanita, dengan membolehkan kaum wanita mendjalankan segala matjam djabatan atau pekerdjaan, dengan membuka segala matjam perguruan bagi kaum wanita tak beda dengan kaum lelaki dan dengan djalan berorganisasi dan bekerdjasama.
Djadi, dalam resolusi ini termaktub sebagian besar tjita-tjita gerakan kaum wanita umumnja.
Kongres ini mendjadi dorongan bagi gerakan kaum wanita diseluruh dunia. Pada tahun 1886 negara Inggeris sebagai negara jang pertama menghapuskan 'peraturan pelatjuran" ialah tudjuh belas tahun sesudah peraturan itu disahkan. Josephine Butler meninggal pada tahun
87