terbagi-bagi dan bersatu tudjuan untuk memenangkan kembali kemerdekaan".
Oleh karena itu, ketika Israel me1antjarkan agressinja terhadap Mesir, negara-negara Arab serentak berdiri dalam satu front, sehingga sangat dichawatirkan akan meluasnja api peperangan.
Tindakan jang diambil oleh negara-negara Jordania, Syria, Libanon, Saudi Arabia, Sudan, Yaman dan Lybia pada umumnja sama ialah:
- Mengutuk agressi Israel, Inggris dan Perantjis dan menuntut ditariknja pasukan-pasukan negara agressor.
- Menjiapkan angkatan bersendjata untuk sewaktu-waktu dapat dikirim kemedan perang.
- Melarang digunakannja lapangan terbang dan pelabuhan mereka untuk kepentingan pengiriman pasukan Inggris dan Perantjis.
- Sabotage-sabotage pipa minjak milik Inggris dan Perantjis.
- Penghentian pengangkutan minjak kenegara-negara Eropa Barat (Inggris dan Perantjis).
Negara-negara Pakt Bagdad mengadakan Konperensi di Teheran jang pada tangga] 9 Nopember 1956 mengeluarkan komunike bersama antara para Perdana Menteri Pakistan, Irak, Iran dan Turki.
Mereka antara Jain menjatakan:
- Mengutuk agressi Israel dan supaja segera menarik pasukannja kegaris gentjatan sendjata.
- Berseru kepada Inggris dan Perantjis supaja menghentikan permusuhan dan mundur dari wilajah Mesir.
- Masalah Suez, supaja diselesaikan dengan djalan perundingan dengan Mesir dibawah pengawasan P.B.B.
- Resolusi Sidang Umum P.B.B. supaja lekas dilaksanakan dan djuga mengenai pasukan polisi internasional.
Irak sebagai negara Pakt Bagdad djuga menutup lapangan terbangoja. Bahkan djurubitjara pemerintah Irak menjatakan bahwa pemerintah Irak jang ada diperbatasan Jordan-Irak sudah dalam keadaan darurat siap untuk bertindak menghantam Israel.
Demikianlah suasana dunia dalam sekedjap mata sadja sudah diliputi oleh bahaja meletusnja perang besar.
59