Khedive Ismail adalah seorang jang sangat gemar menghamburkan uang, hingga ketika ia membutuhkannja tidak segan-segan mendjual saham-saham kepada pemerintah Inggris. Sedjak waktu itu Inggris mendjadi pemegang saham terbesar. Djumlah saham semuanja ada 800.000 buah: 353.504 diantaranja dimiliki Inggris. Jang lain oleh Perantjis, Mesir, Amerika, Belanda dan lain-lainnja.
Pemerintah Perantjis banjak mendapat keuntungan jang diperolehnja dari padjak kongsi terusan Suez itu.
Djumlah direktur kongsi ada 32 orang terdiri dari:
- 16 Perantjis.
- 9 Inggris.
- 5 Mesir.
- 1 Amerika Serikat.
- 1 Belanda.
Menurut perdjandjian antara pemerintah Mesir dengan Kongsi pada tanggal 7 Maret 1949, maka djumlah wakil Mesir akan ditambah mendjadi 7 orang, jakni mengisi lowongan Inggris dan Perantjis.
Dari tahun ke tahun penghasilan kongsi semakin meningkat. Tjatatan-tjatatan diantaranja ialah sbb:
- £ 22.869.548 untuk tahun 1949.
- £ 26.700.500 untuk tahun 1950.
- £ 26.160.000 untuk tahun 1951.
- £ 26.730.000 untuk tahun 1952.
- £ 28.901.200 untuk tahun 1953.
- £ 30.338.000 untuk tahun 1954.
Mesir hanja mendapat pembagian keuntungan jang sangat sedikit, jakni 7% dari keuntungan kongsi, dengan pengertian, bahwa penghasilan untuk Mesir itu minimum £ 350.000, asal djumlah keuntungan kongsi tidak kurang dari djumlah tersebut.
Kuatnja kedudukan Kongsi Terusan Suez tidak dapat dilepaskan dari perkembangan sedjarah politik Mesir.
Sesudah perang dunia ke I berachir pada tahun 1918, Mesir mendjadi daerah protektorat Inggris. Tentara Inggris menduduki wilajah Mesir termasuk daerah terusan Suez.
14