Kita mentjari persamaan-persamaan. Kalau kita bilang sepatu, mereka sepatu, kalau kita medja, mereka meza, kita djendela, mereka zendela, kita mentega, mereka djuga mentega, dan kalau mereka bilang soudadu kita ...... peradjurit! Memangnja orang Portugis telah membekas djua ditanah air kita.
Demikianlah para pembatja jang terhormat achirnja pada pagi hari berikutnja, telegrafist kita dengan mahirnja sudah teriak-teriak dengan bahasa Brasil membangunkan sersannja: ,,He sersanto, banguno, makan mentega diatas meza". Kita djuga bangun tjutji muka lalu makan roti dengan mentega diatas medja.
Orang-orang Brasil inipun berpakaian seragam hidjau, bersepatu combat matjam kita, tinggi-tinggi serta perawakannja sama dengan kita, kulitnja tidak terlalu putih, dan roman mukanja matjam anak-anak Indo Belanda jang sudah sukar berbahasa Olanda ditanah air kita. Bahkan ada djuga jang hitam Negro, dan ada djuga beberapa gelintir anak-anak kolonist dari Djepang. Mengenai orang-orang Djepang ini, mereka sangat suka sekali bahwa diantara kita ada jang dapat ngomong Djepang. Hingga ia semalam-malaman datang dikemah kita dan ngadjak bitjara bahasa Dai Nippon Teikoku! Dengan demikian kita mendjadi ingat bahwa ,,arigatoo" adalah terima kasih, dan bila mau memaki-maki harus bilang ,,bakeroo"!
Beberapa hari lagi rombongan kwartiermakers datang, jang segera mendapat petundjuk-petundjuk dari recce party. Rombongan inipun segera mempersiapkan tempat-tempat untuk induk pasukan jang 2 hari lagi akan datang. Bulan itu adalah bulan Puasa dan pasukan-pasukan kita pada saat pemindahan tersebut masih ada jang bertugas didaerah El Themed, di Abu Suweir dan di Port Said. Djadi pada bulan sutji itu pula kita menjampaikan ,,selamat tinggal" kepada El Shandura dan Suez dan mulailah babak baru bagi Batalion Indonesia.
,,MERDEKA" 17-7-1957. |
162