Lompat ke isi

Halaman:Garuda Perdamaian (Garuda Indonesia, 1957).pdf/145

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Saja tak mendjawab pertanjaannja jang terachir ini. Tetapi kenjataannja ialah: Sesudah membereskan urusan hotel, djam 11.00 pagi itu telah siap dikantor Kedutaan kita untuk berangkat ke Rafah. Setelan saja sudah saja tinggalkan dirumah Majoor Boedihardjo, atache Udara kita, dan digantikan dengan pakaian hidjau. Tjelana jang kebesaran perutnja, djadi lumajan djuga sesudah diikati dengan koppelriem, lambang PBB dilengan badju sebelah kanan, sedang sebelah kiri tanda ,,Indonesia", lalu kepala ditutup dengan baret hidjau dengan tanda ,,UNEF" (United Nation Emergency Force atau Polisi PBB) sedang tanda pangkat tidak ada.

Djam 1.00 tengah hari barulah kami staart menudju Rafah. Akan tetapi 1 djam lamanja kami harus berkeliaran didalam kota Cairo, sebelum menemui djalan jang arahnja menudju Ismailia, sebab baik sopirnja maupun Majoor Soekarno sendiri, kedua-duanja ternjata tidak mengetahui djalanan keluar kota Cairo jang menudju Ismailia. Pengalaman selama sedjam ini dalam pada itu merupakan kesempatan jang baik sekali bagi saja untuk mengenal rakjat Mesir lebih baik dari dekat.

Dan pengalaman ini sangat mengetjewakan saja. Sebab selama sedjam kesasar didalam kota itu lebih kurang 20 orang Mesir jang kami mintakan bantuan keterangannja tentang djalan jang arahnja menudju Ismailia dan kesemuanja jang ditanjakan itu terhitung beberapa anggauta Tentaranja dan beberapa anggauta polisinja, tidak seorangpun jang memberikan keterangan jang benar. Kalau jeep kami itu sedang menudju kearah timur jang ditanjakan menundjukkan arah kebarat, dan kalau mobil sudah berputar arah kebarat sebentar-sebentar lain orang jang ditanjakan menjuruh kami kembali kearah timur lagi, sebentar-sebentar lagi jang lain menjuruh keutara kemudian jang lain lagi menjuruh mengambil arah keselatan, dan begitulah seterusnja, sampai dengan tidak menghiraukan atau mengharapkan lagi keterangan-keterangan dari rakjat Mesir, kami mentjari sendiri dan menemui sendiri djalan jang harus kami tempuh.

Kesempatan berkenalan dengan rakjat Mesir, saja peroleh lagi di Ismailia, kota didekat terusan Suez jang masih mempunjai reruntuh-reruntuh akibat pemboman angkatan udara agressor Inggris.

Kami beristirahat disini sedjam lamanja. Saja sendiri tidak meninggalkan Jeep. Chawatir kalau-kalau potongan saja jang begitu serampangan karena badju hidjau jang kebesaran badan saja itu didjadikan ukuran oleh rakjat bagi seluruh tentara kita. Maka datanglah rakjat-rakjat jang berada disekitar Jeep kami ini, menghampiri saja berganti-ganti. Jang pertama sekali ialah tukang djual rokok. Mulanja dia mengadjak saja membeli rokoknja jang sesungguhnja tidak saja butuhkan itu sebab mempunjai persediaan tjukup. Tetapi dia tidak berhenti mengadjak, lalu membudjuk dan achirnja memaksa. Dan dia nanti baru mau meninggalkan saja, sesudah timbul rasa djengkel saja sehingga menjuruh dia pergi sambil sebelah tangan diletakkan diatas bedil.

141