Halaman:Garuda Perdamaian (Garuda Indonesia, 1957).pdf/127

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Alasan untuk menduduki terusan itu ialah, bahwa dengan serangan Israel jang menudju ke terusan Suez, dichawatirkan akan dapat merusakkan terusan itu, sebenarnja hanja merupakan alasan jang dibuat dan direntjana terlebih dahulu.

Selain itu perlu diingat, bahwa antara Inggris dan Amerika Serikat sendiri sebenarnja ada pertentangan sikap di Timur Tengah, jakni adanja persaingan mengenai sumber-sumber minjak. Aramco misalnja berani memberikan bagian keuntungan 40% — 50% kepada Arab Saudi, sedangkan Anglo Iranian Oil Company hanja berani memberikan keuntungan 20%. Itu sebabnja, maka timbul tuntutan-tuntutan di Iran, jang menimbulkan tindakan nasionalisasi diwaktu Perdana Menteri Mossadeq berkuasa. Adanja persaingan itu, maka sering mengakibatkan tidak adanja kesatuan politik antara Amerika dan Inggris di Timur Tengah. Amerika berpendapat, bahwa untuk tetap memelihara hubungan baik dengan daerah itu, maka politik kolonialisasi dan exploitasi seperti Inggris di waktu-waktu jang lampau supaja diachiri, dan dirobah dengan hubungan ekonomi jang saling menguntungkan dengan negara-negara tersebut. Itulah sebabnja maka Amerika memberikan pembagian keuntungan jang seimbang seperti tersebut diatas.

Dari perbedaan pandangan itu, maka dapat kita ketahui mengapa sikap Amerika Serikat agak lunak terhadap masalah Suez dan tidak menjetudjui tindakan Inggris-Perantjis terhadap Mesir, dan mengandjurkan penjelesaian setjara damai.

Tindakan kekerasan Inggris-Perantjis ternjata mengakibatkan reaksi jang besar sekali dari negara-negara Arab, sampai Iraq mengantjam akan keluar dari Pakt Bagdad dan tidak suka duduk dalam perundingan Pakt Bagdad dengan Inggris.

Pengaruh dan kekuasaan Inggris-Perantjis di Timur Tengah lenjap sama sekali dengan adanja tindakan militer tersebut. Amerika chawatir, bahwa dengan lenjapnja kekuasaan Inggris-Perantjis didaerah itu akan memberi kesempatan kepada Rusia untuk mengadakan penetrasi kedaerah tersebut. Timbullah teori vacuum kekuasaan dari Amerika Serikat. Untuk mengisi kekosongan kekuasaan itu, maka ditelorkan doktrin Eisenhower untuk Timur Tengah. Dengan doktrin tersebut, maka dengan menggunakan Arab Saudi, Amerika Serikat berusaha

123