Sementara itu pada tanggal 28 Pebruari 1955 Israel mengadakan serbuah kedaerah Gaza Strip jang berarti pelanggaran terhadap terhadap gentjatan sendjata tahun 1955.
Dewan Keamanan mengutuk tindakan Israel tsb. dan menjerukan supaja Israel dan Mesir bekerdja sama dengan Badan Pengawas Gentjatan Sendjata P.B.B. Atas pertimbangan - setelah menjerbu Gaza Strip - maka Nasser bertindak.
Untuk mengimbangi kekuatan Israel; maka Mesir terpaksa berusaha mentjari sendjata dari blok Rusia. Pada musim semi 1955 diadakan perundingan antara duta Mesir dan duta Tjekoslovakia tentang kemungkinan pembelian sendjata antara lain pesawat-pesawat M.I.G., tank, meriam dan lain-lain. Pelaksanaan dari pernbelian sendjata itu kira-kira pada bulan Nopembcr 1955, dimana sebagai gantinja Mesir akan mengirim kapas.
Disamping mengadakan pembelian sendjata, negara-negara Arab berusaha menghimpun angkatan perangnja. Pada tanggal 21 April 1955 Mesir, Arab Saudi. dan Yaman menandatangani Pakt Militer di Djeddah. Kemudian pada tanggal 5 September 1955 di Riad diadakan konperensi militer lagi antara Mesir, Libanon, Syria, Arab Saudi dan Jordania.
Pembelian sendjata itu, sudah barang tentu menimbulkan perubahan kekuatan, karena Mesir sekarang mendjadi kuat. Statusquo jang didjamin oleh Inggris-Perantjis-Amerika dengan sebuah deklarasi bulan Mei 1955, dengan sendirinja akan terantjam. Disamping itu negara-negara Barat sangat tjemas, karena pembelian sendjata itu datangnja dari Blok Timur dan dichawatirkan Rusia akan beroleh kesempatan untuk menanamkan pengaruhnja di Mesir. Apabila itu terdjadi, berarti Rusia berhasil menembus dibelakang garis pertahanan Barat jang digalang dengan Pakt Bagdad, jakni Turki, Iraq, Iran dan Pakistan.
Blok Barat dengan keras berusaha menghentikan pembelian sendjata dari Blok Timur itu, sedangkan dari fihak Israel mendesak dengan keras supaja kepadanja diberikan bantuan sendjata-sendjata baru dengan alasan untuk mendjaga kemungkinan dari serangan Mesir. Selandjutnja Blok Barat menuduh kepada Rusia sengadja mengeruhkan
120