Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/86

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

pada ibu-ibu.

Ibu-ibu malah balik bertanya padanya : Kemana mereka itu ?? Kami juga tidak tahu. ah, pasti kamu tahu, jawab laki-laki itu. Beritahu saja dimana mereka-mereka itu semua desaknya. Karena laki-laki itu mendesak terus kepada ibu-ibu akhirnya rahasia kepergian kawannya terpaksa terbongkar oleh mereka sendiri. Mereka beritahukan bahwa kawan-kawannya semua terbang pergi meninggalkan kami disini karena dapat marah dari kami sendiri. Mendengar hal ini, laki-laki itu mulai berpikir untuk bertindak seperti yang diperbuat oleh kakak-kakaknya.

Keesokan harinya, ia mulai menghias diri seperti kakak-kakaknya, dan setelah itu ia keluar halaman dan terus memberi tahu kepada ibu-ibu yang ada disitu, eeeee lihat kemari, katanya.

Sebelum itu istrinya sudah siap lebih dahulu untuk mencegah niat suaminya itu.

Dan ia lebih dahulu keluar dan langsung mendekati suaminya. Tapi rupanya maksud ini lebih dahulu sudah diketahui oleh suaminya, sehingga begitu ia keluar, suaminya langsung : sssssst ....... terbang hilang, tapi istrinya hanya sempat pegang burungnya saja (kemaluannya) dan ia pegang dengan sekuat tenaga, sehingga burungnya itu tercabut, tapi suaminya tetap terbang terus sampai menghilang entah kemana arahnya.

Oleh istrinya burungnya ini dia simpan diatas dapur persis dimana ia duduk setiap saat. Maksudnya supaya burung itu bisa kering. Sebab menurut keyakinannya burung yang sudah dikeringkan itu bisa mengadakan hubungan jasmani dengannya. Caranya, dengan mengucapkan : Liko-liko-liko, yang artinya : masuklah-masuklah.

Masuklah ketempat biasa, maka begitu mendengar ucapan itu, burung ini segera masuk ketempat tuannya.

Ternyata hal ini memang betul dilaksanakan oleh perempuan itu. Setiap ia pulang dari kebun dan langsung masuk kedapur, begitu ia masuk kedapur, dipanggilnya burungnya itu dengan : Liko-liko-liko, demikian dan seterusnya. Maka turunlah burung itu dan langsung masuk ketempat biasanya, dan begitu selesai burung itu naik lagi kesarangnya semula, demikian dan seterusnya.

Pada suatu ketika waktu ibunya sedang berada dikebun, datanglah seorang perempuan dengan maksud untuk merokok, dan yang ada hanya burungnya saja. Perempuan itu masuk dan duduk persis ditempat duduk yang biasa tuannya selalu duduk.

70