Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

suami saya katanya; Saya dapat yang ini, yang lebih ganteng dari pada kakak-kakak punya, ejeknya. Begitu kakak-kakaknya melihat kenyataan ini, mereka jadi merasa iri hati.

Engkau wanita yang mukanya jelek mau kawin dengan laki-laki yang ganteng dan gagah seperti diakah ?? Ejek kakak-kakaknya. Lebih baik berikan kepada kami laki-laki itu dan nanti kami ganti dengan yang lain, Ejek kakak-kakaknya lagi.

Tadi adik sudah katakan toh ?? Dan kakak-kakak tidak mau bagi sama saya toh ??. "Sekarang saya tidak mau, karena ini adalah hasil usaha sendiri", kata sang adik.

Akhirnya kakak-kakaknya mengalah.

Dengan demikian semua wanita-wanita ini sudah mempunyai pasangan (suami) masing-masing.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, demikian seterusnya pasangan-pasangan ini melewati hidupnya dengan perasaan bangga dan bahagia, tetapi disamping itu suami-suami mereka tidak pernah membantu pekerjaan istrinya baik mengerjakan kebun maupun mengolah hasilnya bahkan sampai memasaknya. Hal itu tidak pernah dilaksanakan, kecuali suami dari adik perempuan mereka sendiri yang setiap harinya pergi bersama-sama istrinya membantu pekerjaan-pekerjaan dikebun. Sedangkan suami-suami dari kakak-kakaknya tidak pernah demikian, dan mereka hanya tinggal dirumah saja setiap harinya. Pekerjaannya hanya menghias diri, menganyam sekan, mengarang syair-syair lagu dan menyanyi-nyanyi terus.

Sedangkan istri-istri mereka setiap harinya bekerja dikebun mulai dari membersihkan kebunnya sampai mengolah hasilnya. Bahkan sampai memasaknya. Itu semuanya dikerjakan oleh sang istri. Tidak seperti halnya dengan suami dari adik sendiri.

Dia setiap harinya membantu pekerjaan istrinya, demikian seterusnya. Pada suatu ketika, begitu istri-istri mereka kembali dari kebun dan melihat tingkah laku dari suami-suami mereka yang pekerjaannya hanya itu itu saja, istri-istri ini bertanya kepada suami dari adik perempuan mereka :

"Apakah suami-suami kita ini dulunya tidak pernah bekerja seperti kau ini ??" Apakah mereka tidak bisa mencontoh rajinnya suami dari adik kita ini ??.

"Apakah mereka-mereka setiap harinya tidak merasa laparkah ?? Mendengar pertanyaan-pertanyaan dari istri-istri ini, laki-laki ini hanya tersenyum saja. Tapi secara diam-diam pergi melaporkan

68