Terus Damiwai mengejar dari belakang.
Sambil panggil-panggil Aikumen, maksudnya agar anjing kermbalikan dan engkau (Aikumen) cukup bawa dua anak saja. Kalau tidak engkau kasih kembali anak satu dan engkau satu dgn. anjing
”Ini anak dari perut kasuari dan perut babi kau punya anak semua ada di kampung”, Aikumen berseru.
”Kenapa engkau menyesal, lebih baik kau pulang ke kampung”.
Aikumen balik: muka ke laut (turun) lalu dia menangis, katanya Lagi : ”Sebenarnya saya ingin terus tinggal bersama suami, supaya saya bisa mengusahakantanah yang subur dan saya bisa
makan segala ikan dan segala babi”.
Lalu Damiwai meminta kepada Yang Maha Kuasa Alam buat menutup jalan Aikumen, agar Aikumen jangan meneruskan lari. Kemudian alam ditutupi salju dan kabut sampai Aikumen tidak terus berjalan.
Kemudian pembalasan Aikumen membuat alam Yang Kuasa dengan bikin duri-duri rotan yang terhampar di depan jalan Damiwai. Dan Damiwai tak bisa meneruskan perjalanannya dan ia kembali ke kampungnya.
Anjing kembali sesudah mengantarkan Aikumen dan ia pulang ke kampung Damiwai. Aikumen panggil-panggil Mama Kasuari. Tapi Kasuari lainnya pada datang dan memberitahukan kepada Aikumen. ”Sedikit lagi engkau akan sampai di tempat kaupunya Mama.
Sedikit lagi jalan, sesudah dekat tempat mama kasuari, Aikumen memanggil lagi.
Begitu Saikukumen dengar suara anaknya memanggil, terus lari sampai-sampai apa yang ia lalui dia tabrak. Dan bertemulah Saikukumen dengan Aikumen dengan dua orang cucunya.
”Kenapa kamu bawa cucu dua ini ke mari ? ”. Aikumen jawab . "Karena saya dihinakan, bahwa saya keluar dari perut kasuari dan perut babi”.
”Damiwai punya anak yang memaki-maki kami maka itu saya dengan kedua anak ini lari datang sama Mama”.
36