Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/51

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

anak-anak Aikumen dipukuli .

Sambil menangis kedua anak itu kasih tahu sama mamanya.

Pada suatu hari lagi semua anak-anak pergi ke mata air untuk menimba air. Anak-anak yang tua sudah dapat air bersih. Kemudian setelah dapat air mereka sengaja membikin mata air jadi keruh. Kemudian Nikowai dan Kokiwai datang untuk menimba air juga. Tapi airnya sudah kotor. Sesudah diberikan air itu kepada Ibunya (Aikumen), ia tanya : ”Kenapa kamu ambil air yang kotor ? ”Keduanya menceriterakan bahwa saudaranya (yang tiga orang) yang bikin air jadi kotor.

Aikumen merasa marah, sedih, kecewa dan ia ingin melarikan diri dengan kedua anaknya.

Damiwai melihat Aikumen tak mau bekerja dan selalu menangis marah dan memikirkan apa sebabnya. Tapi Aikumen tidak mau menceriterakan hal yang sebenarnya.
Maka Aikumen (malah) dimarahi oleh suaminya. Lalu ia berniat melarikan diri dengan kedua anaknya dan mencari ibunya (Saikukumen).

Suatu waktu Aikumen bikin papeda, lalu memanggil anjingnya datang untuk diberi makan, lalu ia kasih tahu (sama anjingnya) Besok pagi kamu sama Bapak (Damiwai) pergi ke hutan, cari babi yang besar. Kalau kau lihat babi besar kau harus menggonggong dan mengejar sampai lewat tiga bukit dan tiga lembah. Sesudah itu kau harus kembali dengan meninggalkan Bapak Damiwai sama babi.

Babi dan Bapak tinggalkan di hutan setelah itu engkau lari kerumah.

Setelah anjing tiba di rumah, Aikumen ambil abu, lalu menaburkannya dimuka tangga rumah. Lalu Aikumen bikin tanda jejak kaki, diatas abu. Sesudah itu kedua anaknya juga bikin tanda kaki. Juga anjingnya turut.

Setelah selesai semua bikin tanda kaki mereka berangkat ke gunung.

Lalu Damiwai di hutan tidak dengar suara anjingnya dan ia memanggilnya, tapi anjing tidak menyahut. Damiwai menyangka bahwa anjingnya menipu dia. Kemudian Damiwai pulang ke rumah dan melihat mereka sudah tak ada di rumah.

35