masuk ke dalam kebun, lalu begitu Si Matabuta melihat ia gemetar melihat Aikumen yang cantik .Tidak lama lagi Mamanya memanggil : ”kuk, kuk, kuk”. Lalu Aikumen ke luar kebun lalu keduanya pulang ke lobang batu .
Si Matabuta pergi ke kampung memberitahukan sama Bapak Damiwai. Setelah itu. Damiwai memerintahkan rakyatnya untuk datang jaga di kebun.
Katanya ”Jika ada anak perempuan Aikumen harus ditangkap dan bawa kemari”.
Mereka semua sudah mengurung kebun sambil menutup badannya masing-masing dengan daun pisang. Doubise Boewai menjaga jauh dari kebun dan menggali lobang di tanah dan bersembunyi.
Waktu Si Matabuta sembunyi di lobang orang-orang kampung mulai membuntuti Aikumen. Aikumen lari kearah gunung dan begitu sampai di lobang Si Matabuta menangkap kaki Aikumen.
Sesudah itu dibawa ke kampung diberikan kepada Damiwai. Kemudian Damiwai dan Aikumen menjadi suami isteri.
Mama Kasuari, Saikukumen sesudah tertangkap anaknya jadi marah. Terus lari ke gunung. Saikukumen berjalan lewat bukit Koko, bukit ke dua Koyau, bukit ke tiga Bongkiko melewati Sper butu-butu (bukit Genemo).
Dia tidur di bawah daun-daun nibung dan daun-daun lebar, daun eliparebu (daun kasuari).
Jadi sekarang Damiwai punya isteri dua orang, Wambo yang pertama dan isteri ke dua adalah Aikumen sendiri. Mereka sekarang hidup bersama, jalan bersama.
Kemudian Aikumen melahirkan dua orang anak laki-laki (kembar). Yang pertama bernama Nikowai yang ke dua Kokiwai.
Anak-anak dari isteri pertama dan anak-anak dari Aikumen sering bertengkar dan mengeluarkan kata-kata, seperti : ”Kamu punya mama asal dari lobang kasuari dan lobang babi”.
Dengan perasaan sedih dan malu Aikumen sudah tak bisa bekerja tenang lagi di rumah tangganya.
Suatu hari anak-anak Aikumen pergi ke hutan untuk ambil kayu bakar. Setelah mereka dapat kayu datanglah saudara tirinya: dan merampas kayu. Lalu membuangnya lagi, kemudian34