Lompat ke isi

Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/45

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tu cukup lama tetapi Mambri belum juga muncul. Waruer mulai kalut pikirannya, tali dltarik masih tetap tegang. Waruer mulai timbul pikiran yang bukan-bukan. Waruer mulai berteriak ”Mambri”. Berkali-kali Waruer memanggil, tetapi Mambripun tidak menyahut atau muncul kepermukaan air, Waruer mencoba menarik-narik tali penikam dengan cara apa saja toh tetap keras. Ia mendayung ke arah samping kiri, kanan, muka, belakang juga tidak merubah posisi sasaran. Ia memandang jauh kedepan mengamati dengan seksama juga tidak ada: tanda-tanda kemunculan Mambri. Akhirnya Waruer putus asa, ia menangis serta mengira bahwa Mambri dimakan oleh ikan besar yang buas.

Warner memotong tali penikam lalu berdayung pulang menyampaikan berita duka kepada kawan-kawannya. Dengan tenaga yang masih ada Waruer mempercepat kayuhannya agar sampai ditempat kawan-kawannya. Sambil menangis Waruer menyampaikan berita kehilangan. Suasana yang cukup ramai dikala itu segera menjadi sedih. Pada saat itu juga Waruer bersama kawan-kawannya menuju ketempat dimana Mambri menyelam. Langit cukup cerah sehingga malam tidak begitu kelam. Semalam suntuk mereka mencari tetapi tidak seorangpun mendapat. Pagi hari Waruer bersama kawan-kawannya telah berkumpul di pondok, mereka memutuskan untuk mengutus dua orang kawannya pulang ke kampung guna memberitahukan kehilangan Mambri. Sedangkan delapan orang tetap tinggal di pulau Matasi mencari Mambri. Segera tersebarlah berita hilangnya Mambri keseluruh kampung Wamasirai. Dukun-dukun dan para orang tua mulai mencari tahu kemungkinan hidup tidaknya Mambri. Dari para dukun mengatakan bahwa Mambri diambil oleh Dewa Laut, ia tidak mati tetapi orang tua Mambri sendiri tetap bersikeras bahwa Mambri belum mati dan masih ada dipulau Matasi. Segera orang tua Mambri beserta semua saudaranya dengan diikuti oleh penduduk kampung yang lain beramai-ramai ke pulau Matasi untuk mencari Mambri.

Pertemuan antara Mambri dan Suandei.

Disaat Mambri menyemam kedasar laut untuk mengambil penyu yang diperkirakan telah mati kena tikam, Mambri sangat terkejut karena melihat penikamnya dihimpit oleh seorang putri dibagian ketiak sebelah kanan. ”Jangan terkejut Mambri” Mambri terbungkam mulutnya serta heran karena putri laut ini telah mengetahui namanya. Putri laut mendekati Mambri sambil berkata :

29