rencana perjalanannya. Mereka menyiapkan sebuah perahu yang diperkirakan dapat menampung 11 orang beserta perbekalannya. Disamping perahu yang cukup besar disiapkan pula sampan-sampan kecil guna mengadakan operasi penangkapan ikan. Perahu-perahu yang besar semacam ini oleh penduduk kampung dinamakan Maura. Ialah perahu perang atau perahu samudra. Setelah semua perlengkapan tidak ada yang kekurangan Mambri memutuskan untuk segera berangkat meninggalkan kampung Wamasirai. Keberangkatan ditentukan sebelum fajar menyingsing mengikuti arah angin yang kebetulan menuju pulau-pulau yang akan diarungi. Sasaran utama Mambri beserta kawan-kawannya adalah pulau Matasi. Pulau Matasi adalah pulau yang terkenal dengan kawanan ikan yang banyak. Oleh karena itu penduduk didaerah pulau Roan mengatakan bahwa di pulau Matasi lah tempat tinggal Dewa Laut. Pada waktu malam jarang orang yang berani tinggal di pulau Matasi karena pulau Matasi dianggap sebagai pulau keramat. Setelah tiga hari perjalanan sampailah Mambri beserta kawan-kawannya di pulau Matasi. Banyak rintangan yang mereka hadapi gelombang laut yang kadang-kadang mengganas dapat diatasi dengan tabah. Di pulau Matasi Mambri beserta kawan-kawannya membuat pondok untuk menginap beberapa hari. Segala peralatan berburu dimasukkan kedalam pondok, layar diturunkan untuk disimpan dan perahu-perahu dinaikkan kedarat untuk menjaga kemungkinan gelombang pantai mengganas membuang perahu ketengah laut. Malam sewaktu Mambri beserta kawan-kawannya hendak tidur, sayup-sayup kedengaran suara orang sedang membawakan sebuah lagu pujian. Lagu tersebut sangat merdu dan mereka perkirakan bahwa ada orang yang sedang mencari ikan dipulau Matasi. Belum pernah Mambri beserta kawan-kawannya mendengar lagu yang indah seperti malam itu. Mereka berkeyakinan bahwa yang sedang bersenandung adalah seorang wanita. Malam itu tidak begitu gelap, cuaca cerah dan bintang bergemerlapan bagaikan terang bulan nampaknya. Diantara kawan-kawan Mambri mengatakan, bahwa suara itu adalah suara hantu laut, ada pula yang mengatakan suara dewa-dewi yang turun kebumi menikmati keindahan malam di bumi, apa pula yang mengatakan bahwa semuanya hanya dengar-dengaran, ada lagi yang mengatakan bahwa suara manusia yang memang berada di pulau untuk mencari ikan. Suara indah dan merdu makin lama sudah tidak kedengaran lagi. Mambri beserta kawan-
26