Lompat ke isi

Halaman:Cerita Rakyat Daerah Irian Jaya.pdf/34

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Seranawakakoy moduno
Binemu Ambinui muwane
Mururu kantoa de woma munao.
Seranawakakoy muane
Moduno binemui Ambinui
Waya yaru kauba

Adapun arti dari lagu tersebut adalah sebagai berikut :
Saya sedang berdiri serta melihat,
Mata angin apa yang sedang mengap.tar perahu itu.
Saya sedang berdiri dan melihat,
Apakah air surut a tau pasang,
Seranawakakoy mengantar wanita Ambinui
Berdayung serta mengumpul buah-buah di tepi pantai.
Seranawakakoy mengantar istrinya, istrinya sedang
mengandung mengikuti tepi pantai.

Setelah menyanyikan lagu tersebut Seranawakakoy hampir saja menubruk Ambinui tetapi dewi laut melarangnya. Akhirnya Ambinui mengundang dewi laut agar turun kepantai untuk diajak berkelahi.

Ambinui berkata :

”Seranawakakoy , kau akan melihat suatu kenyataan, kau akan terbuka matamu bahwa kau keliru. Tombak ini adalah sebagai bukti serta kau akan mengerti mana istrimu yang syah. Bila dewa atau perempuan ini menombak aku mati, dewa laut itulah istrimu yang syah. Tetapi bila terjadi sebaliknya, maka akulah istrimu yang benar senasib dan sependeritaan dalam perjalanan”. Ambinui menyerahkan tombak tersebut kepada dewi laut, kemudian dewi laut menombak Ambinui, tombak tersebut patah. Kemudian Ambinui mengambil tombak yang dipegang oleh dewi laut. Ambinui menombak perut dewi laut. Dewi laut tersebut beteriak dan mati. Adapun perut yang besar tersebut bukan berisi bayi, melainkan rumput dan daun-daun begitu banyak. Kemudian terdengar tertawa histeris dan bangkai dewa laut tersebut hilang tanpa ada bekaspun yang kelihatan. Seranawakakoy masih belum yakin benar bahwa Ambinui yang masih hidup istrinya yang syah. Ia berkata kepada Ambinui ”Bila kau Ambinui listriku yang syah, maka kau akan melahirkan anak laki-laki. Tetapi bila bayi yang lahir tersebut perempuan kau bukan istriku yang syah”. Maka seketika itu juga lahirlah

18